Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih sulit unggul melawan dollar AS, hari ini. Mata uang Paman Sam bakal lebih kuat lantaran didukung data yang kinclong.
Dominasi isu dari Amerika Serikat terus membebani rupiah. Jumat (25/9), di pasar spot, rupiah melemah 0,06% ke Rp 14.693 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, mata uang Garuda jatuh 0,45% ke Rp 14.690.
Albertus Christian, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures menjelaskan, rilis data-data ekonomi AS yang bagus memicu aliran dana keluar dari pasar Indonesia (capital outflow) semakin deras.
Data teranyar, pertumbuhan domestik bruto (PDB) Paman Sam pada kuartal II melebihi perkiraan. "Ini negatif pada rupiah," ujarnya.
Perkiraan Albertus, data PDB tersebut akan mendominasi perhatian pelaku pasar. Data ini bakal memperkuat peluang kenaikan suku bunga The Fed. Dus, hari ini, rupiah rentan jatuh ke kisaran Rp 14.630-Rp 14.745 per dollar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menambahkan, spekulasi kenaikan suku bunga AS memicu investor lebih nyaman pegang dollar AS. Apalagi, rupiah minim katalis positif. "Tapi, BI akan intervensi, sehingga rupiah mungkin ke kisaran Rp 14.600-Rp 14.800," prediksinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News