Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Edy Can
Jakarta. Setelah sempat mencapai level puncak pada hari Jumat lalu (2/4) , kemarin nilai tukar rupiah di pasar spot terkoreksi 0,08% ke level Rp 9.062 per dollar Amerika Serikat (AS). Sementara, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah justru menguat 0,22% bahkan mencetak rekor tertinggi di angka Rp 9.055 per dollar AS.
Gairah yang terjadi di pasar saham turut menopang penguatan rupiah. Sebab, para investor asing getol membeli rupiah untuk memborong saham di Bursa Efek Indonesia.
Pengamat Pasar Uang Bank BNI, Nurul Eti Nurbaeti, memprediksi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih berpotensi menguat. Salah satu pemicu kekuatan rupiah adalah keputusan rapat Dewan Gubernur BI pada hari ini yang diperkirakan akan tetap mempertahankan bunga acuan sebesar 6,5%. "Bila BI rate ditahan di level yang sama, selisih bunga kita dengan negara lain masih lebar," katanya. Nurul menduga rupiah akan bergerak di kisaran yang lebar, yakni Rp 9.025 hingga Rp 9.100 per dollar AS.
Namun, Kepala Divisi Pengembangan Monex Investindo Futures Apelles RT Kawengian justru menduga rupiah bisa terkoreksi pada hari ini. "Rupiah masih akan tertahan di level Rp 9.020 sampai Rp 9.080 per dollar AS," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News