Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan dollar Amerika Serikat melempar kurs rupiah ke kisaran 14.400 pada perdagangan Rabu (18/7). Pernyataan Chairman Federal Reserve Jerome Powell tadi malam mengenai optimismenya akan ekonomi AS dan kepatutan menaikkan bunga The Fed bertahan, menyuntik tenaga The Greenback.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) di Bank Indonesia menunjukkan, kurs rupiah ada di level 14.406 per dollar AS. Kemarin, pasangan USD/IDR di level 14.391.
Di pasar spot, rupiah juga terjerembap ke Rp 14.410 per dollar AS. Padahal, kemarin, di pasar ini, rupiah bisa menguat ke Rp 13.378, ditopang sentimen surplus neraca dagang Indonesia bulan Juni sebesar US$ 1,74 miliar dan melampaui perkiraan pasar.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, dollar AS terus menguat selepas testimoni Jerome Powell di hadapan Senat AS.
Kemarin malam, Chairman The Fed Jerome Powell menyatakan perlunya kenaikan bunga secara bertahap untuk menjaga laju ekonomi AS saat ini. Hal ini mempertegas spekulasi pasar bahwa The Fed akan menaikkan bunganya dua kali lagi di sisa tahun ini.
"Kali ini The Fed mempertegas dirinya akan menaikan suku bunga acuan AS," kata Putu Agus, Rabu.
Di samping itu, Powell juga memberikan pernyataan bahwa perang dagang sewaktu-waktu dapat memberikan dampak negatif bagi perekonomian AS.
Terlepas dari itu, belum ada sentimen lain yang mempengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Rupiah sendiri tetap berpeluang melemah hingga akhir perdagangan hari ini lantaran mayoritas mata uang utama dunia juga mengalami pelemahan.
Menurut Putu, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.365--Rp 14.420 per dollar AS pada penutupan hari ini.
Sementara itu, daya tarik rupiah menurun seiring dengan prediksi pasar bahwa Bank Indonesia (BI) akan menghentikan tren kenaikan bunga acuan, dalam pengumuman rapat bulan ini, Kamis (19/7). BI telah menaikkan bunga 100 basis poin dalam dua bulan, dan 7-DRRR ada di posisi 5,25%.
"Isu perang dagang global dan ancaman outflow akan menjadi pemberat rupiah," kata analis Societe Generale, Kunal Kundu, seperti dikutip dari Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News