kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.134   66,00   0,41%
  • IDX 7.090   106,44   1,52%
  • KOMPAS100 1.059   18,57   1,79%
  • LQ45 832   15,44   1,89%
  • ISSI 215   2,37   1,12%
  • IDX30 424   8,09   1,94%
  • IDXHIDIV20 511   9,36   1,87%
  • IDX80 121   2,07   1,75%
  • IDXV30 125   0,81   0,65%
  • IDXQ30 142   2,54   1,83%

Rupiah Menguat, Kinerja Reksadana Dolar AS Positif


Minggu, 29 Januari 2023 / 14:53 WIB
Rupiah Menguat, Kinerja Reksadana Dolar AS Positif
ILUSTRASI. Reksadana dolar AS dengan investasi di dalam negeri masih menarik tahun ini.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat belakangan ini. Hal itu pun berdampak positif terhadap kinerja reksadana berbasis dolar AS.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, indikasi bahwa The Fed tidak akan bertindak seagresif tahun 2022 dalam menaikkan suku bunga acuannya menyebabkan indeks dolar AS melemah belakangan ini.

“Itu yang menjadi salah satu alasan mengapa rupiah dan mata uang lainnya menguat. Akibatnya, kinerja reksadana berbasis dolar AS terdampak positif,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/1).

Baca Juga: Potensi Cuan Berinvestasi di SBR012, Simak Tips Belanja SBN Ritel!

Menurut Rudiyanto, umumnya portofolio reksadana saham dan campuran dolar AS terdiri dari obligasi dengan mata uang dolar AS dan saham dengan mata uang rupiah.

Untuk porsi saham rupiah, karena nilai aktiva bersih (NAB) reksadana menggunakan mata uang dolar AS, maka setiap hari selalu dihitung kembali dengan menggunakan nilai tukar terbaru.

“Jadi ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat, maka nilai NAB juga naik,” ujar dia.

Baca Juga: Tak Ada Kata Terlambat Berinvestasi Bagi Direktur KSK Insurance Suharjo Lumbanraja

Rudiyanto mengatakan, reksadana dolar AS dengan investasi di dalam negeri masih menarik tahun ini. Sebab, terdapat potensi penurunan suku bunga acuan global di semester kedua tahun 2023.

Sentimen yang akan mempengaruhi kinerja reksadana dollar di tahun 2023 di antaranya ialah potensi terjadinya resesi global, potensi kenaikan atau penurunan suku bunga The Fed, dan indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

“Sementara, reksadana dolar AS yang investasinya di luar negeri kurang relevan, karena berbeda aset dasar,” ujar dia.

Baca Juga: Suku Bunga BI Naik, Reksadana Pasar Uang Dapat Dampak Positif

Sejalan, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan, reksadana dolar AS berpotensi menarik pada tahun 2023. Sebab, kenaikan kenaikan siklus suku bunga The Fed telah mendekati puncaknya.

“Sehingga, imbal hasil telah mencapai puncaknya dan ada potensi turun kembali yang menyebabkan harga obligasi cenderung naik dan capital gain,” ungkap dia kepada Kontan, Jumat (27/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×