Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mata uang garuda melanjutkan penguatan menjelang rapat Federal Market Open Committee (FOMC). Aksi wait and see menjelang pengumuman The Fed melambungkan rupiah di tengah sepinya sentimen dalam negeri.
Di Pasar Spot, Rabu (28/9) nilai tukar rupiah menguat 1,05% ke level Rp 13.480 per dollar AS. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah turun tipis ke level Rp 13.630 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.626 per dollar AS.
Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk mengatakan, aksi wait and see menjelang FOMC mendominasi pergerakan rupiah. "Potensi hasil rapat bearish mengakibatkan pelaku pasar cenderung masuk ke mata uang emerging market, termasuk Indonesia" ujar Trian.
Di samping itu, ada sentimen lain yakni angka pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang diprediksi turun pada kuartal III-2015 turut membatasi pergerakan USD. Hal ini membuat rupiah perkasa tanpa dukungan sentimen dalam negeri.
Kamis (29/9) Trian menduga rupiah rupiah berpotensi kembali menguat. Sentimen luar seperti hasil FOMC dan GDP AS masih akan terus mempengaruhi rupiah, sementara belum ada sentimen dari dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News