Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran pelaku pasar pada pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) memberi ruang rupiah untuk menguat. Mengutip Bloomberg, Senin (21/9), rupiah menguat 0,24% ke Rp 14.700 per dolar AS. Sementara pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga menguat 0,30% ke Rp 14.723 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah hari ini mayoritas dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Sementara, dari dalam negeri belum ada data yang signifikan mempengaruhi.
Rupiah berhasil menguat setelah dolar AS tertekan akibat pelaku pasar khawatir pemulihan ekonomi AS belum stabil. Apalagi, negosiasi paket stimulus kedua AS yang tadinya diharapkan bisa membantu pemulihan ekonomi AS hingga saat ini masih berlangsung alot.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menambahkan, penguatan rupiah juga didukung dari penguatan yuan. "Beberapa hari terakhir yuan cenderung menguat ada aliran dana besar ke yuan," kata David.
Baca Juga: IHSG melemah 1,18% ke 4.999 di akhir perdagangan Senin (21/9)
Untuk Selasa (22/9), Ariston mengatakan pelaku pasar harus waspada karena rupiah berpotensi kembali tertekan. Sentimen negatif bisa datang dari penurunan indeks saham Asia dan Eropa yang bisa berakibat menekan rupiah.
Kompak, David juga mengatakan pergerakan rupiah besok berpotensi melemah tipis. Pelaku pasar tengah menanti pergerakan pasar saham global. Jika nanti malam bursa global melemah maka dampaknya bisa mempengaruhi pasar emerging markets untuk juga melemah, termasuk rupiah.
Ariston memproyeksikan rupiah besok bergerak di rentang Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS. Sementara, David memproyeksikan rentang rupiah di Rp 14.650 per dolar AS hingga Rp 14.750 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah spot berhasil ditutup menguat 0,24% ke Rp 14.700 per dolar AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News