Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat bergerak terseok-seok sepanjang pekan, nilai tukar rupiah mengakumulasi penguatan 0,92% sepekan ini. Jumat (17/2), rupiah ditutup pada Rp 13.645 per dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah melemah pada tipis pada awal pekan. Namun, kondisi ini berbalik menguat pada Selasa. Rupiah melemah lagi pada hari Rabu dan menguat di hari Kamis. Di hari terakhir pekan ini, kurs rupiah melemah tipis 0,02%.
Ekonom BCA David Sumual melihat, sentimen positif berasal dari kejelasan kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)–China dengan ditandatanganinya kesepakatan fase pertama.
Baca Juga: Perekonomian global membaik, aset berisiko makin menarik
“Selain itu, sidang pemakzulan Donald Trump diperkirakan meloloskan Trump. Data ekonomi AS yang dirilis sejauh ini juga menunjukkan catatan yang masih baik. Sehingga menjadi sentimen positif untuk aset emerging market seperti rupiah,” jelas David kepada Kontan.co.id, Jumat (17/1).
Sementara analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf menjelaskan, sentimen positif juga datang dari dalam negeri. Sentimen tersebut berasal dari capital inflow yang masih cukup besar serta neraca dagang yang membaik. Sebagai gambaran, defisit pada bulan Desember hanya sebesar US$ 28,2 juta, angka ini menyusut jauh bila dibandingkan November yang defisitnya mencapai US$ 1,39 miliar.
Baca Juga: Rupiah spot melemah tipis ke Rp 13.645 per dolar AS
Namun Deddy menyebut tren positif ini kemudian diikuti dengan aksi profit taking. “Pada perdagangan hari ini rupiah koreksi dan cenderung bergerak secara sideways. Sebab para pelaku banyak yang melakukan profit taking,” terang Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News