Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mencatatkan pelemahan pada akhir perdagangan pekan ini setelah ditutup di Rp 14.525 per dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar spot, rupiah tercatat melemah tipis 0,03%. Kendati demikian, dalam sepekan, rupiah di pasar spot masih berhasil mencatatkan penguatan 0,27%.
Setali tiga uang, kinerja rupiah di kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga ditutup melemah 0,12% ke Rp 14.548 per dolar AS. Walau begitu, sepanjang pekan ini, mata uang Garuda tercatat masih berhasil menguat 0,30%.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menerangkan, dalam sepekan ini, setidaknya ada tiga sentimen yang menjadi katalis positif untuk rupiah. Dari eksternal, koreksi dolar AS seiring sikap The Fed yang belum buru-buru mengubah kebijakan moneter dan yield US Treasury yang mulai stabil jadi pendukung penguatan rupiah.
“Dari dalam negeri, kebijakan PPKM yang mulai memperlihatkan hasilnya menjadi katalis positif untuk rupiah. Selain itu, S&P yang mempertahankan rating Indonesia tetap BBB dengan outlook stabil turut menjadi katalis positif,” ujar Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (23/4).
Baca Juga: IHSG sepekan melemah 1,14% dibayangi aksi net sell asing hingga Rp 840 miliar
Sementara pada pada pekan depan, Faisyal memperkirakan pelaku pasar masih akan wait and see. Keputusan The Fed dan keputusan bank sentral Jepang akan jadi perhatian utama.
Namun, Faisyal melihat ada kemungkinan rupiah akan cenderung melemah.Hal ini lantaran terjadinya kasus gelombang kedua Covid-19 di India yang bisa menekan aset berisiko. Hitungan dia, rupiah akan diperdagangkan pada kisaran Rp 14.400 per dolar AS-Rp 14.650 per dolar AS pada pekan depan.
Baca Juga: Rupiah Jisdor melemah 0,12% ke Rp 14.548 per dolar AS pada Jumat (23/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News