kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.564.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 16.305   -35,00   -0,22%
  • IDX 7.080   122,90   1,77%
  • KOMPAS100 1.053   23,69   2,30%
  • LQ45 827   25,88   3,23%
  • ISSI 213   1,79   0,85%
  • IDX30 425   13,62   3,31%
  • IDXHIDIV20 508   17,23   3,51%
  • IDX80 120   2,84   2,41%
  • IDXV30 124   2,46   2,02%
  • IDXQ30 140   4,41   3,25%

Rupiah Melemah, Tertekan Kekhawatiran Inflasi AS dan Pemangkasan BI Rate


Rabu, 15 Januari 2025 / 18:49 WIB
Rupiah Melemah, Tertekan Kekhawatiran Inflasi AS dan Pemangkasan BI Rate
ILUSTRASI. Kekhawatiran naiknya inflasi AS serta keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas BI rate melatarbelakangi pelemahan rupiah hari ini.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Rabu (15/1). Kekhawatiran naiknya inflasi AS serta keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas BI rate melatarbelakangi pelemahan rupiah hari ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (15/1), rupiah spot ditutup melemah 0,34% secara harian ke level Rp 16.326 per dolar AS. Sejalan dengan pergerakan di pasar spot, Rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI tercatat melemah 0,28% ke level Rp 16.311 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, pelemahan rupiah sejalan dengan antisipasi pasar terhadap inflasi Consumer Price Index (CPI) AS yang diliris Rabu (15/1) malam. Para pedagang hati-hati menunggu laporan indeks harga konsumen (CPI) dan juga telah mencermati data ekonomi dengan saksama untuk melihat arah suku bunga Fed selanjutnya.

Baca Juga: Nasib Rupiah dan Pertumbuhan Ekonomi Pasca Turunnya BI-Rate, Lebih Moderat?

Di samping itu, Presiden terpilih AS Donald Trump akan memulai masa jabatan kedua minggu depan, fokus telah tertuju pada kebijakannya. Ancaman tarif bersama dengan lebih sedikit penurunan suku bunga Fed diperkirakan telah mengangkat imbal hasil Treasury dan mendukung dolar AS.

‘’Pasar sekarang mengantisipasi hanya satu penurunan suku bunga tahun ini, penyesuaian tajam dari ekspektasi sebelumnya yaitu empat kali penurunan sebelum pertemuan Fed pada bulan Desember,’’ tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (15/1).

Ibrahim menambahkan, rupiah turut dipengaruhi situasi di pasar Asia. Presiden Korea Selatan Yoon resmi ditangkap pada Rabu (15/1) karena sebelumnya mengumumkan darurat militer. Selain itu, pasar tertuju pada indikator ekonomi di Tiongkok pekan ini yakni data PDB, data produksi industri, serta penjualan ritel.

Dari internal, pergerakan rupiah dipengaruhi keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan  BI rate 25 bps menjadi 5,75 %., suku bunga Deposit Facility menjadi 5,00% dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,50%.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 2,24 miliar pada Desember 2024. Surplus pada Desember sejalan dengan proyeksi ekspor pada Desember masih akan tumbuh sebesar 7,6% yoy, sementara impor tumbuh lebih tinggi mencapai 10,4%.

‘’Realisasi tersebut melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesia dalam 56 bulan terakhir. Tren surplus tersebut sudah bertahanan sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi tersebut turun US$2,1 miliar dibandingkan bulan lalu,’’ sebut Ibrahim.

Baca Juga: Keputusan BI Pangkas Suku Bunga Mendongkrak IHSG ke Level 7.000

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, pelemahan rupiah sudah terjadi sejak awal perdagangan hari ini dibuka karena antisipasi rilis data inflasi AS dan keputusan suku bunga Bank Indonesia. Rupiah terus melanjutkan pelemahan hingga mencapai Rp 16.333 per dolar AS, pasca BI memutuskan suku bunga dipangkas.

Pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), Bank Indonesia memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 5,75%. Ini sejalan dengan langkah BI mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Bank sentral juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dari sebelumnya 4,8%-5,6% menjadi 4,7%-5,5%.

‘’Kebijakan pemotongan suku bunga BI mendorong depresiasi nilai tukar Rupiah,’’ kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (15/1).

Josua memperkirakan, Rupiah akan melanjutkan pelemahan di perdagangan besok, Kamis (16/1). Di samping faktor suku bunga BI dipangkas, rupiah dibayangi potensi kenaikan inflasi AS yang akan rilis Rabu malam.

Josua memprediksi, rupiah kemungkinan bergerak dalam kisaran Rp 16.300 – Rp 16.400 per dolar AS di perdagangan Kamis (16/1). Sedangkan, Ibrahim memproyeksi Rupiah akan ditutup menguat di rentang Rp 16.290 – Rp 16.340 per dolar AS.

Baca Juga: BI Optimitis Sudah Bisa Baca Pergerakan Indeks Dolar AS, Rupiah Aman?

Selanjutnya: Hiroaki Kato&Arina Ephipania Jadi BA BRAND’S Essence of Chicken & Essence of Prune

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Sebut, Bitcoin Membuat Orang Menjadi Kaya dengan Mudah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×