kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah melemah terbatas berkat penguatan yen Jepang


Senin, 25 Maret 2019 / 17:32 WIB
Rupiah melemah terbatas berkat penguatan yen Jepang


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen pelemahan ekonomi di kawasan Euro, masih menjadi suplemen bagi dollar Amerika Serikat (AS), sehingga rupiah ditutup melemah pada perdagangan Senin (25/3). Namun rupiah melemah terbatas berkat penguatan yen Jepang.

Pada penutupan perdagangan Senin (25/3) rupiah ada di level Rp 14.185 per dollar Amerika Serikat (AS),  melemah sebesar 0,16% dari posisi sebelumnya di Rp 14.162 per dollar AS. 

Sementara itu, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah juga tercatat melemah 0,46% ke level Rp 14.223 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan sentimen yang membayangi pergerakan dollar AS pada penutupan pasar pekan lalu masih berlangsung hingga hari ini. Mengacu pada pernyataan The Federal Reserve (The Fed) minggu lalu, yang mempertahankan suku bunga acuan dan mengakhiri program pengurangan neraca pada September mendatang, dipandang mampu meningkatkan penjualan rumah tetap stabil. Sebab, pasar tenaga kerja yang solid dan formasi rumah tangga yang kuat akan sangat mendukung permintaan perumahan.

“Tak hanya itu, dollar AS juga mendapat sokongan dari pelemahan di kawasan ekonomi Euro atau Eropa. Pada pekan lalu, nilai tukar Euro bahkan drop sampai lebih dari 0,6% dan dalam perdagangan saham berada di level 1,130. Ini dipengaruhi juga oleh rilis data Product Manufacture Index (PMI) Jerman dan Prancis,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Senin (25/3).

Sebagai informasi, rilis data PMI Prancis mencapai level 48,7, dan berada di bawa ekspetasi pasar 50,6. Sementara pencapaian bulan sebelumnya adalah 50,2.
Sementara rilis data PMI manufaktur Jerman mencatat angka 44,7. Angka tersebut digadang sebagai angka terendah sejak 2013. Sedangkan IMP manufaktur zona Euro, komposit berada di level di level 47,7. Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun Jerman, berubah negatif untuk pertama kalinya sejak 2016.

Hal ini akhirnya membuat dollar AS menguat signifikan pada pekan lalu. Namun, dollar juga mendapat tekanan dari imbal hasil AS menjadi indikasi awal, ekonomi mereka jatuh karena resesi. Hal ini, yang diyakini Josua membatasi penguatan dollar AS dan menyokong rupiah tidak jatuh terlalu dalam.

Dampak dari sana akhirnya membuat pelaku pasar memburu yen Jepang sebagai aset safe haven. Mengutip Bloomberg, pukul 17:02 WIB, indeks yen menguat 0,27% di posisi 110,22. Sebelumnya, posisi yen berada di 109,92.

“Penguatan rupiah dari level Rp 14.200 per dollar AS ke level Rp 14.100, salah satunya diakibatkan oleh penguatan yen. Tak hanya rupiah tetapi juga mata uang Asia,” jelas Josua.

Josua optimistis rupiah bisa tetap stabil dan menguat. Besok akan nada lelang Surat Utang Negara (SUN) yang diestimasi mencapai target indikatif sebesar Rp 15 triliun. 

Ke depannya, Josua mengatakan pengaruh dari kebijakan beberapa Bank Sentral dunia, seperti Jepang dan AS patut dinantikan. Terlebih kelanjutan dari proses perundingan dagang AS dan China.

Minggu ini, AS juga akan mengeluarkan rilis data GDP pada Kamis (28/3) mendatang. Jika data yang dikeluarkan di bawah ekspektasi, bukan mustahil hal ini menjadi modal bagi penguatan rupiah pada perdagangan yang akan datang.

Untuk perdagangan besok, Josua memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 14.125 per dollar AS-Rp 14.225 per dollar AS. Sedangkan untuk seminggu ke depan, rupiah diproyeksi akan berada di rentang Rp 14.100 per dollar AS - 14. 250 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×