Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mata uang rupiah kembali melanjutkan pelemahan di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu data Bloomberg, Jumat (21/8) di pasar spot rupiah menyentuh level Rp 13.946 per dollar AS atau melemah 0,44% dari perdagangan sebelumnya Rp 13.885 per dollar AS pada pukul 10.33 WIB.
Sementara mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah melemah ke Rp 13.895 per dollar AS atau 0,41% dari penutupan sebelumnya Rp 13.838 per dollar AS.
"Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya terhadap dolar AS. Belum adanya kepastian dari the Fed mengenai waktu untuk menaikkan suku bunganya, kembali membuat pelaku pasar merasa lebih nyaman memegang dolar AS di tengah minimnya kepastian sentimen," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dikutip dari Antara.
Di tengah kondisi saat ini, menurut dia, jika nilai tukar rupiah bergerak menguat maka itu hanya bersifat sementara. Hal itu dikarenakan sentimen dari dalam negeri juga cenderung negatif.
Kendati demikian, ia mengharapkan kebijakan yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan akan mengoptimalkan operasi moneter di pasar valas domestik dapat meredam tekanan lebih dalam.
Ia mengemukakan bahwa Bank Indonesia dikabarkan menerapkan beberapa strategi, di antaranya memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah di pasar uang, melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder, dan mengubah mekanisme lelang Reverse Repo (RR) SBN dari "variable rate tender" menjadi "fixed rate tender".
Sementara itu, analis pasar uang dari Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan bahwa data ekonomi Indonesia ke depan diharapkan mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan sebelumnya sehingga dapat dijadikan pegangan bagi pelaku pasar untuk masuk ke dalam instrumen investasi dalam mata uang rupiah.
"Data ekonomi Indonesia yang telah dirilis cenderung melambat, pada triwulan II 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4,67%, lebih rendah dibandingkan capaian periode sama tahun sebelumnya yang tumbuh 5,03%. Diharapkan ke depan kinerjanya lebih baik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News