kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah Melemah pada Selasa (27/12), Ini Sentimen Pemicunya


Selasa, 27 Desember 2022 / 18:58 WIB
Rupiah Melemah pada Selasa (27/12), Ini Sentimen Pemicunya
ILUSTRASI. Kurs rupiah lanjut melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (27/12). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah lanjut melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (27/12). Rupiah belum mampu menguat meski Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak lebih rendah secara luas.

Rupiah masih dalam tekanan pada perdagangan Selasa (27/12). Rupiah spot ditutup pada level Rp 15.663 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Selasa (27/12), melemah 0,19% dibanding hari sebelumnya.

Senada, rupiah di Jisdor Bank Indonesia (BI) turut melemah 0,15 ke level Rp 15.659 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Simak Proyeksinya untuk Perdagangan Rabu (28/12)

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa pergerakan Dolar AS terdampak adanya risiko yang tumbuh setelah China mengatakan akan membatalkan aturan karantina Covid-19 untuk pelancong yang masuk.

Beijing pun telah menurunkan peraturan untuk menangani kasus COVID menjadi kategori B yang tidak terlalu ketat dari kategori A tingkat atas.

Di sisi lain, data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa belanja konsumen AS hampir tidak meningkat pada bulan November, sementara inflasi semakin menurun. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat mengurangi jalur pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

Dari internal, Ibrahim melanjutkan bahwa para ekonom telah mengingatkan kepada pemerintah soal beban utang yang kian menggunung. Rasio utang saat ini memang masih jauh dari ambang batas, yakni 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). 

"Namun kenaikan jumlah utang tetap merupakan sesuatu yang harus dicermati dan diawasi," tulis Ibrahim dalam rilis harian, Selasa (27/12).

Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,19% ke Rp 15.663 Per Dolar AS Pada Selasa (27/12)

Menurut Ibrahim, pemerintah perlu mewaspadai apabila laju kenaikan utang melebihi pertumbuhan ekonomi. Terlebih, terdapat prospek perlambatan ekonomi pada tahun depan, baik secara global maupun di dalam negeri. 

Tingginya suku bunga juga menimbulkan risiko tambahan pembayaran bunga oleh negara. Hal tersebut bisa berbahaya apabila terjadi perlambatan ekonomi, karena belanja untuk pembayaran utang menjadi meningkat ketika penerimaan terganggu.

Untuk Rabu (28/12), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp. 15.650 - Rp. 15.720 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×