Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menekan kinerja PT Anabatic Technologies sepanjang kuartal I 2015. Dalam tiga bulan pertama laba bersih calon emiten ini melorot 30%.
Felix P Mulia, Direktur Keuangan Anabatic mengatakan hingga akhir Maret perusahaan teknologi informasi ini hanya bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 14 miliar- Rp 15 miliar. " Ini karena tekanan nilai tukar," kata Felix, Jumat (5/6).
Sementara penjualan perusahaan masih mengalami pertumbuhan sebesar 27% menjadi Rp 700 miliar.
Felix bilang, tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS telah menekan bottom line Anabatic karena banyak konsumen menahan pembelian.
Sebagian besar penjualan masih ditopang oleh bisnis business process outsourcing and value added distribution yakni mencapai 60%, selebihnya bersumber dari penjualan Mission Critical System Integration dan IT services Outsourcing. Sebagian besar pelanggannya adalah perusahaan perbankan.
Tahun ini porsi bisnis tersebut masih ditargetkan sekitar 55%-60%. Namun , Felix bilang, Anabatic akan lebih mendorong penjualan produk Mission Critical System Integration karena marginnya lebih besar. " kalau ini kan kita yang tentuin harga jadi marginnya lebih besar," kata Felix.
Sementara Margin dari bisnis process outsourcing and value added distribution lebih tipis karena penentuan harga ada pada pemegang merek.
Tahun ini, anabatic menganggarkan belanja modal sebesar Rp 250 miliar yang bersumber dari khas internal dan dana IPO.
Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha seperti pembangunan data center di Serpong seluas 1500 m2 dan akan resmi beroperasi 8 Juli mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News