Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penantian pasar akan rilis pernyataan Gubernur The Fed, Janet Yellen dan suku bunga oleh Bank Indonesia pada Kamis (19/1) jadi beban yang membuat rupiah melemah tipis. Nantinya pergerakan rupiah selanjutnya akan bergantung seberapa besar imbas dari katalis eksternal.
Di pasar spot, Rabu (18/1) valuasi rupiah terkikis 0,11% di level Rp 13.347 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah justru menguat 0,39% ke level Rp 13.328 per dollar AS.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menuturkan koreksi yang didulang rupiah cenderung bersifat teknikal akibat aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar. Selain juga disebabkan oleh reboundnya posisi indeks USD sebelum rilis data inflasi Desember 2016 dan penyampaian pidato oleh Gubernur The Fed, Janet Yellen.
“Koreksi yang wajar saja karena dari kemarin hingga sesi tadi pagi terhitung menguat terus,” jelas Reny. Memang saat ini pasar sedang memburu USD karena posisinya yang terhitung rendah beberapa waktu terakhir. Diduga data inflasi AS Desember 2016 tumbuh dari 0,2% menjadi 0,3% yang apabila benar tumbuh seperti harapan tentunya bisa semakin mendorong peluang kenaikan suku bunga The Fed di masa depan.
Nantinya itu bisa berimbas pada pidato Yellen. Apabila Yellen masih menyelipkan pernyataan bernada hawkish mengenai prospek ekonomi The Fed ke depannya maka USD bisa kembali mendapatkan tenaganya untuk pertahankan penguatan. “Walau rentangnya akan tetap sempit mengingat pasar akan tetap waspada jelang pelantikan Donald Trump akhir pekan,” tambah Reny.
Hal ini yang mengarahkan Reny pada dugaan rupiah masih bisa menguat terbatas. Terbaru salah satu penasihat dari tim Trump menyatakan bahwa penguatan USD yang terlampau signifikan dalam waktu singkat adalah sinyal yang buruk bagi ekonomi AS ke depannya. Hal tersebut turut membebani pergerakan the greenback.
“Apalagi jika benar BI akan mempertahankan level seven days repo rate-nya di 4,75% seperti dugaan maka ini bisa menyuntikkan tenaga tambahan bagi rupiah Kamis (19/1),” duga Reny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News