Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Nanang menyebutkan, pekan ini banyak analis memperkirakan Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga tinggi hingga bulan Juni 2024. Bahkan, beberapa analis memprediksi pemangkasan suku bunga Fed baru terjadi di akhir tahun 2024.
Oleh karena itu, Nanang mengajak untuk secara seksama memperhatikan berbagai data ekonomi AS di awal Maret. Data NFP Amerika di pekan depan ataupun indeks core PCE yang baru diliris akan menjadi petunjuk dari arah bunga Fed selanjutnya.
Kalau Nanang melihat kemungkinan pelemahan bagi dolar AS cukup terbuka. Hal itu karena adanya potensi data NFP Amerika dan Indeks PMI Manufaktur mengalami perlambatan yang dapat melemahkan dolar.
Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp 15.589 Per Dolar AS Sehari Setelah Pemilu, Kamis (15/2) Pagi
“Sehingga ini tanda-tanda perlambatan yang memengaruhi performa dolar AS ke depan, jika mulai dekati pemangkasan bunga maka akan jadi beban untuk dolar,” imbuhnya.
Nanang memperkirakan rupiah di pekan depan kemungkinan akan berada dalam kisaran support Rp15.620 dan resistance Rp15.780 per dolar AS. Sementara, Lukman memproyeksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.600 – Rp 15.800 per dolar AS di pekan depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News