kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah melemah dalam sepekan tertekan kenaikan yield obligasi AS


Sabtu, 23 Januari 2021 / 20:35 WIB
Rupiah melemah dalam sepekan tertekan kenaikan yield obligasi AS


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk tenor 10 tahun, dinilai masih jadi sentimen yang mendominasi pelemahan rupiah sepekan terakhir. Mengingat, naiknya yield US Treassury ikut mendorong penguatan indeks dollar Amerika Serikat (AS).  

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (22/1) rupiah ditutup koreksi 0,25% ke level Rp 14.035 per dollar AS, atau melemah 0,11% dari catatan pekan lalu yang berada di level Rp 14.020 per dollar AS (15/1). 

Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) mencatatkan pelemahan tipis 0,1% ke level Rp 14.054 per dollar AS dalam sepekan. 

Baca Juga: Kurs rupiah stabil di atas Rp 14.000 per dolar AS dalam sepekan, ini pendorongnya

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, rupiah sepekan ditutup sedikit melemah dari level pekan lalu, dimana sentimen eksternal masih mendominasi pergerakan mata uang Garuda sepekan terakhir. 

"Kenaikan yield ini karena ekspektasi pemulihan ekonomi AS dan kenaikan tingkat inflasi AS di masa yang akan datang," jelas Ariston kepada Kontan, Jumat (22/1). 

Ditambah lagi, sentimen terkait dana stimulus besar yang bakal dikucurkan kembali oleh pemerintahan baru Presiden terpilih AS Joe Biden, turut memicu harapan pasar terhadap pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam tersebut. 

Di sisi lain, Ariston mengungkapkan rencana stimulus besar AS juga sempat memicu penguatan nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (21/1). Alhasil, pelemahan rupiah berhasil tertahan pada perdagangan akhir pekan ini (22/1).

Baca Juga: BI catat posisi uang beredar pada Desember 2020 capai Rp 6.900 triliun

"Pekan depan, sentimen terkait yield, rencana stimulus besar AS, kenaikan kasus Covid-19 masih akan membayangi pergerakan harga (rupiah)," tambah Ariston.

Selain itu, dia menilai pasar global juga masih menantikan hasil rapat Bank Sentral AS (The Fed) terkait kebijakan moneternya di Kamis (28/1). 

Dengan begitu, Ariston memprediksi adanya ruang pelemahan bagi rupiah jika The Fed lebih optimistis terhadap kondisi ekonomi AS ke depan. Prediksinya, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.950 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS pekan depan.

Selanjutnya: Kurs rupiah stabil di atas Rp 14.000 per dolar AS dalam sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×