Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar ditutup melemah di awal pekan. Mengutip Bloomberg, Senin (8/7), rupiah pasar spot melemah 0,18% ke level Rp 14.108 per dollar AS.
Faktor eksternal memiliki pengaruh pelemahan rupiah melemah hari ini. Faktor yang paling mempengaruhi ialah data non-farm employment yang dirilis oleh AS pada akhir pekan lalu yang melebihi ekspetasi.
Selain itu ekspetasi pasar terhadap the fed yang akan memangkas tingkat suku bunga menurun juga mempengaruhi pergerakan rupiah terdepresiasi hari ini.
Ekonom Pasar Uang Mandiri Sekuritas Reny Eka Putri mengatakan bahwa ketidakpastian The Fed untuk memangkas suku bunganya dalam waktu dekat ditunjukan oleh pernyataan petinggi The Fed sendiri. Ketidakpastian itulah yang menyebabkan pasar lebih memilih dollar AS.
"Peluangnya memang cenderung dovish. Hal ini disambut oleh market juga karena kalau kita lihat situasi seperti ini, orang larinya akan ke dollar AS," ujar Reny.
Senada, Analis Monex Andian Wijaya menyampaikan, faktor data ekonomi yang dirilis AS pada pekan lalu menjadi faktor utama penyebab melemahnya rupiah. Hanya saja, ia berpendapat pelemahan rupiah hari ini tidak permanen.
"Tapi secara teknikal, pelemahan rupiah ini bukan bersifat permanen ya. Karena kalau kita lihat sendiri angka penutupannya masih dekat dengan angka pembukaan," ujar Andian.
Dari faktor domestik sendiri, Reny dan Andian sepakat belum ada sentimen signifikan yang mempengaruhi pergerakan rupiah pada hari ini. Reny hanya menyebutkan bahwa rilis cadangan devisa pekan lalu menjadi sentimen yang membantu untuk menahan rupiah melemah hari ini.
Untuk Selasa (8/7), Andian memperkirakan rupiah akan berada di rentang Rp 14.050 - Rp 14.250 per dollar AS dengan kecenderungan menguat.
Ia menyampaikan bahwa pasar masih ada kepercayaan bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga meskipun kepercayaan itu turun.
Sedangkan, Reny memperkirakan rupiah akan terkonsolidasi berada di kisaran Rp 14.090 - Rp 14.158. Reny menyampaikan pergerakan rupiah dapat dipengaruhi oleh data inflasi AS yang akan rilis malam ini.
Menurutnya data tersebut akan mempengaruhi The Fed untuk menurunkan suku bunganya atau tidak. "Kalau misalnya data inflasi AS ini masih ada di level terendah maka kemungkinan potensi The Fed memangkas suku bunganya akan membesar," tambah Reny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News