Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Edy Can
JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih belum bisa lepas dari sentimen negatif kondisi ekonomi global. Analis memperkirakan mata uang garuda ini akan tertekan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah pada Jumat pekan lalu ditutup di Rp 8.941 per dollar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar ini masih lebih baik dari posisi sehari sebelumnya, yaitu Rp 9.024 per dollar AS. Tapi jika dibanding penutupan pekan sebelumnya, rupiah melemah 1,57%.
Nurul Eti Nurbaeti, Kepala Riset Divisi Treasuri Bank BNI, memprediksi capital outflow masih berpeluang terjadi hari ini. Pelaku pasar masih memindahkan aset mereka ke dollar Amerika Serikat (AS), yang dianggap mata uang paling aman saat ini.
Eti meyakini Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi agar rupiah tidak makin anjlok. "BI akan menjaga volatilitas rupiah tidak terlalu lebar," kata Eti, akhir pekan lalu (23/9).
Pendapat serupa disampaikan Suluh Wicaksono, analis Askap Futures. Menurut Suluh, saat ini pemodal masih menunggu langkah antisipasi BI selanjutnya. “Tanpa intervensi BI, bukan tidak mungkin rupiah menyentuh Rp 9.300,” tandasnya.
Melihat ketidakpastian kondisi ekonomi dunia saat ini, Eti memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 8.700 ingga Rp 8.950 per dollar AS. Ini dengan asumsi bank sentral masih melakukan intervensi di pasar.
Sementara Suluh meramalkan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 8.900-Rp 9.100 per dollar AS. Ini tergantung gejolak yang terjadi di bursa saham Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News