Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mata uang Garuda kembali menguat. Dengan demikian, rupiah sudah perkasa selama empat minggu berturut-turut. Kali ini, keperkasaan rupiah disebabkan adanya spekulasi bahwa bank sentral masih akan menoleransi penguatan rupiah untuk menahan laju inflasi.
"Bank Indonesia menoleransi penguatan rupiah. Arus dana asing sangat besar. Saya tidak melihat adanya tekanan jual saat ini," ujar Bambang Eko Joewono, head of global markets division PT Bank UOB Buana kepada Bloomberg.
Catatan saja, pada pukul 10.46, rupiah berada di posisi 8.657 atau menguat 0,4% pada minggu ini.
Sekadar tambahan informasi, indeks harga konsumen naik 6,65% pada bulan lalu dibanding tahun 2010. Sementara ada Febuari, indeks harga konsumen berada di posisi 6,84%.
Sementara itu, investor asing semakin meningkatkan kepemilikannya atas surat utang negara menjadi Rp 213,3 triliun atau US$ 24,6 miliar per 7 April dari Rp 211,6 triliun pada akhir bulan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News