CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah Masih Akan Melemah Cukup Lama, Ini Penyebabnya


Selasa, 11 Oktober 2022 / 14:04 WIB
Rupiah Masih Akan Melemah Cukup Lama, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan bergerak melemah cukup panjang terhadap dollar Amerika Serikat.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan bergerak melemah cukup panjang terhadap dollar Amerika Serikat.

Pada perdagangan di pasar spot kemarin, Senin (10/10), rupiah ditutup melemah 0,44% atau ke Rp 15.318 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah melemah 0,34% ke Rp 15.299 per dolar AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, dolar AS menguat karena mendapat dukungan dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell, pekan lalu. Powell mengatakan The Fed akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi AS kembali ke target 2%.

"The Fed berkomitmen untuk membawa inflasi kembali ke target, meskipun pertumbuhan ekonomi menjadi taruhannya. Laporan ekonomi AS pekan lalu yang cenderung positif juga mendukung penguatan dolar AS terhadap mata uang ekonomi maju dan negara berkembang," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id (11/10).

Baca Juga: Tak Berdaya, Rupiah Spot Dibuka Melemah ke Rp 15.331 Per Dolar AS Hari Ini (11/10)

Menurut Sutopo, tanpa ada intervensi kenaikan suku bunga, nilai wajar rupiah berada di level Rp 15.000 per dolar AS. Tapi dengan kondisi saat ini, rupiah kemungkinan akan melemah hingga Rp 15.500 dalam jangka pendek.

Nilai tukar mata uang tidak semata-mata dipengaruhi faktor kenaikan suku bunga The Fed. Menurut Sutopo, masih ada sentimen lain seperti trade balance, cadangan devisa, pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

"Mereka mengambil tempat masing-masing untuk menciptakan outlook ekonomi secara keseluruhan," jelasnya.

Baca Juga: Tertekan, Rupiah Spot Terus Melemah ke Rp 15.372 Per Dolar AS di Tengah Hari (11/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×