Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Mengendurnya penguatan dollar Amerika Serikat (AS) akibat meredanya kekhawatiran pasar akan isu Brexit jadi celah yang dimanfaatkan rupiah untuk unggul.
Di pasar spot, Senin (20/6) valuasi rupiah terbang 0,65% ke level Rp 13.252 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Posisi ini sejalan dengan di kurs tengah Bank Indonesia yang mana rupiah melesat 0,73% di level Rp 13.260 per dollar AS.
Trian Fathria, Analis PT Bank Negara Indonesia Tbk mengatakan setelah polling terbaru menunjukkan potensi Inggris bertahan di zona Eropa lebih besar membuat pelaku pasar kembali melirik aset berisiko dan emerging market seperti rupiah.
Efeknya terlihat dari penguatan rupiah dan pelemahan nilai tukar dollar AS. “Memang dominasi eksternal lebih terlihat dalam pergerakan dibanding internalnya,” kata Trian.
Karena minimnya data ekonomi terbaru dari dalam negeri, menurutnya yang masih menyumbang kekuatan bagi rupiah adalah positifnya pasar saham dan obligasi. Sebab masih terus mencatatkan capital inflow yang tentunya positif bagi mata uang Garuda.
Sementara Trian menambahkan fundamental dalam negeri masih cukup kuat untuk bertahan. “Kebijakan moneter dan makro terbaru akan terus menyerap aliran dana asing untuk masuk dan tentunya positif bagi rupiah,” tutur Trian.
Terutama karena di awal pekan minim data dollar AS yang bisa berikan pengaruh signifikan. Kesempatan rupiah untuk memanfaatkan ruang gerak yang ada untuk memperbaiki posisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News