Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah kian mendekati level Rp 13.900 per dollar AS. Mengacu data Bloomberg, Kamis (20/8) di pasar spot rupiah melemah ke Rp 13.885 per dollar AS atau 0,30% dari penutupan perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 13.843 per dollar AS.
"Meski the Fed memberi sinyal penundaan untuk menaikkan suku bunganya, namun investor masih tetap memburu dollar AS dikarenakan prospek ekonomi Amerika Serikat dinilai lebih baik dibandingkan negara maju lainnya sehingga membuat investor merasa nyaman memegang mata uang Negeri Paman Sam itu," ujar analis pasar uang dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri dikutip dari Antara.
Menurut dia, di tengah kondisi ekonomi global yang cenderung melambat, aset dalam mata uang dollar AS dinilai lebih baik dibandingkan instrumen lainnya. Dollar AS dianggap baik karena dapat menjaga nilai aset investor agar tidak tergerus.
Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri juga belum ada yang mendukung untuk mendorong nilai tukar rupiah kembali ke area positif. Data ekonomi Indonesia yang dirilis pada bulan ini juga tidak sesuai dengan harapan pasar.
"Ekonomi Indonesia triwulan II 2015 ini melambat menjadi sebesar 4,67 persen dibandingkan capaian triwulan II 2014 yang tumbuh 5,03 persen. Selain itu, kinerja ekspor-impor Indonesia juga belum cukup positif," katanya.
Kendati demikian, menurut Reny, penguatan dollar AS cenderung mulai terbatas. The Fed diperkirakan akan menjaga dollar AS agar tidak meningkat terlalu tinggi karena dapat mengganggu sistem keuangannya.
"Penguatan dollar AS yang terlalu tinggi dapat menahan kinerja ekspor Amerika Serikat yang nantinya dapat menahan laju ekonominya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (20/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.838,00 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.824,00 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News