kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah keok lagi akibat outlook yang dirilis IMF


Rabu, 09 Oktober 2013 / 11:58 WIB
Rupiah keok lagi akibat outlook yang dirilis IMF
ILUSTRASI. Akhir pekan ini, IHSG ditutup di posisi 7.182,96 atau naik 2,23% dari level 7.026,25 di pekan sebelumnya.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Nilai kontrak forwards rupiah hari ini (9/10) mencatatkan pelemahan terbesar dalam sepekan terakhir. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.53 WIB, nilai kontrak forward rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,3% menjadi 11.329 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak 30 September lalu.

Nilai kontrak offshore ini lebih premium 1,9% dibanding nilai tukar rupiah di pasar spot. Asal tahu saja, hari ini, rupiah di pasar spot melemah 0,2% menjadi 11.540 per dollar AS. Dalam sepekan terakhir, pergerakan rupiah di pasar spot bergerak di kisaran 11.490-11.575 per dollar.

Salah satu faktor yang menyebabkan pelemahan rupiah adalah kecemasan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang akan memukul tingkat ekspor Indonesia. Pada Agustus lalu, penurunan tingkat ekspor Indonesia memasuki bulan ke 17.

Sebelumnya, Badan Moneter Indonesia (IMF) memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,9% dari proyeksi sebelumnya 3,1%. Selain itu, IMF juga memangkas outlook pertumbuhan China menjadi 7,3% pada tahun depan dari sebelumnya 8,2%. Seperti yang diketahui, China merupakan pasar ekspor terbesar untuk Indonesia.

"Ketidakpastian ekonomi global menekan rupiah karena outlook ekspor yang negatif. Rupiah akan stabil mendekati ekuilibrium baru karena baik bank sentral dan pemerintah terlihat cukup nyaman dengan posisi rupiah saat ini yang membatasi impor," papar Eti Nurbaeti, head of treasury research PT Bank Negara Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×