Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MUMBAI. Belakangan, mata uang rupe India merupakan salah satu mata uang Asia dengan performa terburuk selain rupiah. Namun sepertinya, tenaga rupe mulai pulih. Terbukti, beberapa hari terakhir, rupe kembali menguat.
Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.15 waktu Mumbai, rupe menguat 4,8% di sepanjang September menjadi 62,7075 per dollar AS. Kondisi itu menjadikan rupe sebagai mata uang dengan performa terbaik di antara 11 mata uang Asia yang paling sering ditransaksikan. Meski demikian, di sepanjang kuartal II, rupe masih mencatatkan pelemahan sebesar 5,3%.
Sementara, jika dihitung dari posisi rekor terlemahnya di level 68,845 per dollar AS yang tercipta pada 28 Agustus lalu, rupe sudah rebound 9,8%.
Apa yang menyebabkan rupe menguat? Analis menilai, penguatan rupe terjadi setelah bank sentral India mengambil langkah-langkah agresif untuk meningkatkan suplai dollar. Pada saat yang hampir bersamaan, bank sentral AS mempertahankan kebijakan stimulusnya yang akan berdampak pada arus dana asing yang mengalir ke emerging market.
"Kami rasa the Fed belum akan memangkas nilai stimulus hingga Maret tahun depan. Sehingga, likuiditas yang tersedia akan mengalir ke pasar-pasar yang memiliki jendela terbuka," jelas Mirza Baig, head of currency and interest rate strategy BNP Paribas SA di Singapura.
BNP Paribas memberikan rekomendasi buy terhadap rupe.
Sementara itu, hari ini (30/9), rupe mencatatkan pelemahan sebesar 0,4%. Salah satu pemicunya adalah pembahasan anggaran AS yang masih menemui jalan buntu sehingga meningkatkan risiko penutupan pemerintahan federal untuk kali pertama dalam 17 tahun terakhir.
Sedangkan nilai tukar rupe di pasar onshore untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,5% menjadi 63,33 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News