CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Rupiah Kembali Lunglai di Hadapan AS pada Pekan Ini


Jumat, 21 Oktober 2022 / 19:18 WIB
Rupiah Kembali Lunglai di Hadapan AS pada Pekan Ini
ILUSTRASI. Petugas teller memperlihatkan pecahan 100 dollar US dan pecahan 100 rupiah di salah satu bank di Jakarta, jumat (5/2). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/02/2021.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sepekan, rupiah kembali lunglai di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Faktor penguatan dolar masih menekan pergerakan rupiah. Pada penutupan perdagangan Jumat (21/10), rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.610 per dolar AS, melemah 0,19% secara harian, dan 1,42% secara mingguan.

Sejalan, rupiah spot juga ditutup melemah 0,39% ke Rp 15.632 per dolar AS secara harian dan terkoreksi 1,32% dalam sepekan.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menjelaskan, rupiah sepekan masih terkait dengan masih keluarnya aliran dana asing dari pasar domestik. 

"Hal tersebut menyusul pernyataan The Fed yang masih hawkish dan menilai inflasi AS belum mencapai puncaknya," ungkap Reny kepada Kontan.co id, Jumat (21/10).

Baca Juga: Rupiah Melempem Lagi, Tembus Rp 15.632 Per Dolar AS di Akhir Pekan

Reny bilang, sebenarnya surplus neraca perdagangan sempat menahan pelemahan rupiah. Namun tekanan eksternal ternyata lebih kuat sehingga mendorong rupiah ke kisaran Rp 15.500 - Rp 15.600 per dolar AS di pekan ini.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, rupiah kehilangan sekitar 1,6% terhadap dolar AS, selama pekan ini. Indeks dolar yang masih mempertahankan kinerja di puncak dua dekade tetap membebani pergerakan rupiah. 

"Di balik itu ada pula intervensi verbal dari narasi Fed’s Speaker yang cenderung mendorong kenaikan suku bunga untuk berada di 4,74% pada awal tahun dan mempertahankannya untuk waktu yang cukup lama juga membuat rupiah melemah," terang Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (21/10).

Namun, Sutopo menggarisbawahi kalau bukan hanya rupiah yang terkoreksi penguatan dolar AS. 

Semua mata uang ekonomi maju bahkan menghadapi berbagai kesulitan yang mungkin lebih parah. Misalnya Inggris dengan intrik politik, Eropa dengan sentimen negatif pertumbuhan dan resesi, hingga China dengan pelemahan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×