Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah berhasil menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Data nonfarm payroll AS per Maret 2015 yang buruk justru jadi faktor pendongkrak rupiah. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah menguat 0,40% menjadi Rp 12.942 per dollar AS. Sementara di pasar spot pasangan USD/IDR turun 0,46% menjadi 12.960.
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menilai penguatan rupiah karena faktor global. Salah satunya data AS. Dimana data nonfarm payrolls AS Maret 2015 yang dirilis Jumat (3/4), menunjukkan penambahan tenaga kerja AS di luar sektor pertanian AS hanya 126.000 orang. Angka ini lebih rendah dari estimasi 246.000 orang. Ini merupakan penambahan tenaga kerja terendah sejak Desember 2013.
Analis PT Monex Investindo Futures, Faisyal memperkirakan, hari ini rupiah bisa kembali menguat terbatas. Sebab data ISM non manufaktur PMI AS per Maret 2015 diproyeksi tak banyak berubah yakni tetap di 58,6 dari bulan sebelumnya. "Jika data tersebut benar lebih kecil dari bulan sebelumnya, rupiah akan kembali mendapat dukungan untuk menguat," kata Faisyal.
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities memproyeksi, rupiah akan kembali menguat pada hari ini. Sebab rilis government payrolls, manufactruing payrolls, hingga nonfarm payrolls AS menurun dan unemployment rate tidak memberikan sentimen positif bagi dollar AS. Sehingga kondisi ini dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk melepas dollar AS.
Faisyal memprediksikan, hari ini rupiah akan bergerak menguat di Rp 12.890–Rp 13100 per dollar AS. Sedangkan Lana memproyeksikan, hari ini rupiah akan di area Rp Rp 12.940–Rp 13.000 per dollar AS.
Sedangkan Reza juga memperkirakan, pergerakan rupiah masih akan menguat tapi tetap harus mewaspadai jika ada pembalikan arah di kisaran Rp 12.960–12.934 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News