kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah kembali berotot di akhir pekan ini


Jumat, 11 Mei 2018 / 18:36 WIB
Rupiah kembali berotot di akhir pekan ini
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang kertas mata uang rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Consumer Price Index atau data inflasi Amerika Serikat yang dirilis lebih rendah dari prediksi pasar, membuat rupiah di perdagangan, Jumat (11/5) berbalik menguat.

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, rupiah ditutup menguat 0,88% menjadi Rp 13.960 per dollar AS. Senada, rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia tercatat menguat 0,18% menjadi Rp 14.048 per dollar AS.

Analis Global Kapital Investama, Nizar Hilmi mengatakan, rupiah hari ini bisa menguat karena indeks dollar melemah terhadap mata uang dunia. Pelemahan dollar disebabkan oleh rilis data inflasi AS periode April 2018 yang hanya naik 0,2%. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi pasar yang sebesar 0,3%. Begitu pun data inflasi inti AS di periode yang sama tercatat hanya naik 0,1% lebih rendah dari perkiraan pasar di 0,2%.

Inflasi yang tak sesuai harapan ini jadi menimbulkan pemikiran di pelaku pasar bahwa The Fed tidak jadi menaikkan suku bunga secara agresif melainkan bertahap. "Data inflasi tidak signifikan naik cenderung stabil mengindikasikan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali di tahun ini," kata Nizar, Jumat (11/5).

Selain, faktor data inflasi, Nizar mengatakan dollar AS melemah juga dipengaruhi secara teknikal karena dollar AS sudah overbought. "Ini momentum penyesuaian harga ke dollar AS, dan momentum rupiah untuk menguat lagi," kata Nizar.

Untuk Senin (14/5) Nizar memproyeksikan rupiah berpotensi masih menguat di rentang Rp 13.950 hingga Rp 14.000 per dollar AS.

Senada, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan rilis data inflasi yang di bawah ekspektasi jadi pemicu rupiah menguat. "Hal tersebut meredakan kekhawatiran pasar bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga secara agresif," kata David.

Sementara, David melihat belum ada berita domestik yang memberi andil dalam pergerakan rupiah hari ini. "Data baru ada di minggu depan yaitu data perdagangan dan BI rate," kata David.

Hingga menunggu data domestik keluar, David memproyeksikan rupiah di Senin (14/5) diperkirakan bergerak di rentang Rp 13.920-Rp 14.020 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×