CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Rupiah Ditutup Melemah pada Rabu (28/2), Simak Proyeksinya untuk Kamis (29/2)


Kamis, 29 Februari 2024 / 07:21 WIB
Rupiah Ditutup Melemah pada Rabu (28/2), Simak Proyeksinya untuk Kamis (29/2)
ILUSTRASI. Rabu (28/2), rupiah spot ditutup melemah 0,30% ke level Rp 15.692 per dolar AS.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (28/2). Nilai tukar rupiah selanjutnya akan dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bloomberg, Rabu (28/2), rupiah spot ditutup melemah 0,30% ke level Rp 15.692. Adapun indeks dolar AS menguat 0,21% ke level 104.05. 

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah pada hari ini, Kamis (29/2) diperkirakan masih akan melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (28/2). 

Lukman menjelaskan, sentimen yang membuat rupiah melemah pada hari ini karena Investor mengantisipasi data ekonomi AS yang lebih kuat, yaitu Pajak Domestik Bruto (PDB) pada kemarin malam,  dan inflasi personal consumption expenditures (PCE) esok hari. 

Sedangkan sentimen dari domestik, rupiah juga tertekan oleh harga beras yang sangat tinggi saat ini, sehingga dikhawatirkan akan menaikkan inflasi.

Baca Juga: Tengok Proyeksi Rupiah Untuk Perdagangan Hari Ini, Kamis (29/2)

Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibarahim Assuaibi mengatakan, pasar saat ini tengah menunggu angka inflasi Amerika Serikat (AS) dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi AS juga diperkirakan masih tetap stabil pada Januari 2024.

Ibrahim menilai, skenario saat ini memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama. Beberapa pejabat The Fed juga memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi pada minggu ini, akan menghalangi The Fed untuk menurunkan suku bunga di awal tahun 2024.

Lebih lanjut, dia mengatakan, sentimen dari Asia yaitu, data purchasing managers' indeks (PMI) China akan dirilis pada Jumat, (1/3). Data PMI ini diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat mengenai keadaan aktivitas bisnis hingga bulan Februari 2024. 

Baca Juga: Ini Sentimen yang Menyeret Pelemahan Rupiah di Hari Ini (28/2)

Sebelumnya data PMI China bulan Januari 2024 telah menunjukkan sedikit perbaikan pada perekonomian Negeri Tirai Bambu tersebut. 

Sedangkan sentimen di dalam negeri, kondisi perekonomian makro pada awal kuartal pertama 2024 terlihat menunjukkan outlook yang lebih optimistis, apalagi dibarengi dengan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang berjalan damai. Kemudian, tingkat kemiskinan turun di angka 9,36%. Pengangguran turun di angka 5,32%, dan rasio ketimpangan juga turun di angka 0,388%

Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp 15.680 per dolar AS-Rp 15.750 per dolar AS pada hari ini. Lukman memperkirakan mata uang rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (29/2), masih akan bergerak melemah di rentang Rp 15.650 per dolar AS-Rp 15.800 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×