kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah diramal melemah di awal pekan


Minggu, 03 Desember 2017 / 19:51 WIB
Rupiah diramal melemah di awal pekan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebelumnya, Di pasar spot Kamis (30/11) rupiah terkoreksi 0,19% ke level Rp 13.526 per dollar AS. Sedangkan, selama sepekan kurs spot rupiah hanya turun 0,16%. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia rupiah menguat tipis 0,007% ke level Rp 13.514 per dollar AS dari Rp 13.515 per dollar AS, Rabu (29/11). Namun, sepekan terakhir, kurs tengah rupiah cenderung melemah dan turun 0,06%.

Ekonom Permata Tbk Josua Pardede memproyeksikan rupiah Senin (4/12) akan bergerak melemah terbatas. Rupiah berpotensi melemah karena proyeksi The Fed pada pertumbuhan ekonomi di AS akan membaik.

"Kebijakan moneter AS yang ingin menaikkan suku bunga masih in line dengan kondisi AS," kata Josua, Jumat (2/12). Rupiah selama sepekan depan Josua prediksi akan cenderung bergerak melemah karena seminggu ke depan akan banyak pejabat the FED yang menyampaikan pidato.

Sentimen dalam negeri yang membuat rupiah berpotensi melemah adalah keputusan Bank Sentral Korea (BOK) menaikkan suku bunga menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25%, dari 1,25% menjadi 1,50%.

Menurut Josua naiknya suku bunga Korea berdampak pada koreksi bursa saham Korea Hang Feng. "Turunnya bursa saham Korea, bursa saham Indonesia juga terkoreksi dan bisa membuat rupiah terkoreksi juga," kata Josua.

Namun, rupiah yang diproyeksikan melemah akan terjadi secara terbatas karena pergerakan rupiah besok juga akan dipengaruhi masalah geopolitik, di mana Korea Utara kembali meluncurkan misil kepada AS pada Sabtu (2/12).

Menurut Josua, sentimen dalam negeri juga dapat menahan pelemahan rupiah karena ekspektasi masyarakat akan inflasi Indonesia pada November masih dalam kisaran target Bank Indonesia. "Ekspektasi pasar inflasi November di 3,4%-3,5% sementara target inflasi yang ditargetkan BI 3,5% plus minus 1%," kata Josua.

Josua memproyeksikan rupiah Senin (4/12) bergerak di kisaran Rp13.460-Rp 13.560.

Senadana, Research & Analyst Valbury Asia Lukman Leong memproyeksikan rupiah besok diproyeksikan melemah terbatas. "Pasar masih mengantisipasi menunggu inflasi November yang akan rilis, dari data ini cenderung inflasi akan meningkat dan mendukung rupiah," kata Lukman.

Sementara sentimen dari luar negeri yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah besok adalah data non farm payroll AS. "Fokus pasar untung sepekan depan akan lebih banyak AS yang keluar, contohnya non farm payroll," kata Lukman. Lukman memproyeksikan rupiah besok akan bergerak di kisaran Rp 13.490-Rp 13.530.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×