kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rupiah diproyeksikan menguat pada Jumat (26/6), sentimen eksternal jadi pendorong


Jumat, 26 Juni 2020 / 05:10 WIB
Rupiah diproyeksikan menguat pada Jumat (26/6), sentimen eksternal jadi pendorong


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan, Kamis (25/6). Rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.175 per dolar AS, melemah 0,32% dibandingkan penutupan Rabu (24/6) yang ada di level Rp 14.130 per dolar AS.

Rupiah nyatanya juga tak berdaya di kurs tengah Bank Indonesia (BI) setelah ditutup melemah. Pada Kurs Jisdor mata uang Garuda ini turun 0,50% ke Rp 14.321 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menuturkan pelemahan rupiah kali ini masih diakibatkan oleh kekhawatiran mengenai melonjaknya jumlah infeksi virus corona, yang mendorong investor lari ke aset safe haven.

Baca Juga: Rupiah hari ini ditutup melemah 0,32% ke level Rp 14.175 per dolar AS

Ditambah lagi masih adanya risiko perang dagang, yang kali ini melibatkan Uni Eropa dan AS, setelah AS berencana menaikkan tarif senilai US$ 3,1 miliar atas barang-barang Uni Eropa.

“Kondisi tersebut semakin mengangkat pamor dolar AS sebagai safe haven. Ditambah proyeksi yang suram dari IMF mengenai perekonomian global di tahun ini akan berkontraksi atau minus 4,9%, lebih dalam ketimbang proyeksi yang diberikan pada April lalu sebesar minus 3%,” ujar Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (25/6).

Sementara untuk perdagangan Jumat (26/6), Alwi melihat pergerakan rupiah akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen risk off dan sentimen risk on. Jika sentimen risk off, yang muncul, maka dollar AS bisa menguat dan menekan rupiah.

“Kabar baiknya adalah sentimen risk on kali ini muncul lagi di pasar, setelah bank sentral Eropa meluncurkan kebijakan fasilitas repo untuk menyediakan likuiditas euro kepada bank-bank sentral di luar wilayah euro. Langkah ini merupakan upaya untuk mendukung ekonomi dan mendanai pasar di tengah pandemi virus corona,” jelas Alwi.

Lebih lanjut, masih dari Eropa, Alwi menyebut data indikator sentimen Jerman, Gfk juga terlihat membaik, naik menjadi -9,6 di Juli dari revisi sebelumnya -18,6. Dengan demikian, Alwi menilai sentimen-sentimen dari eksternal tersebut kemungkinan bisa mengangkat rupiah untuk perdagangan esok.

Baca Juga: Proyeksi pertumbuhan ekonomi global semakin menurun, rupiah ikut melemah

Alwi memproyeksikan rupiah besok akan bergerak pada rentang Rp 14.000 - Rp 14.230 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×