Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang garuda ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu (25/9). Rupiah spot bertengger di level Rp 15.102 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Rabu (25/9), menguat 0,56% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 15.187 per dolar AS.
Sejalan dengan itu, Rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,62% ke level Rp 15.092 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong menilai apresiasi rupiah terhadap terhadap dolar AS didukung oleh kebijakan stimulus dari China. Pagi hari ini, Bank sentral China menurunkan suku bunga pinjaman jangka menengah.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,62% ke Rp 15.092 Per Dolar AS, Rabu (25/9)
"Dolar AS sendiri masih kembali tertekan oleh prospek kebijakan suku bunga the Fed dan kekhawatiran resesi," kata Lukman kepada KONTAN, Rabu (25/9).
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka menambahkan sentimen dari dalam negeri adalah keputusan Bank Indonesia (BI) terkait pemangkasan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%.
Pejabat BI menegaskan keputusan tersebut merupakan bentuk transformasi kebijakan moneter dari bersifat pro-stability menjadi pro-growth.
Alasan penurunan suku bunga BI adalah probabilitas yang makin jelas soal penurunan suku bunga bank sentral AS atau Federal Funds Rate (FFR) pada bulan ini.
Kemudian, dampak dari probabilitas pemangkasan FFR pada bulan ini diyakini akan berimbas pada stabilitas nilai tukar rupiah.
"Yang terpenting adalah peran kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika sebelumnya, kebijakan BI yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah makroprudensial dan sistem pembayaran, kali ini juga didorong oleh kebijakan moneter," kata Ibrahim.
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,56% ke Rp 15.102 Per Dolar AS, Rabu (25/9)
Ibrahim menilai pergerakan rupiah pada Kamis (26/9) akan ditutup menguat terdorong sentimen data indeks harga PCE yang akan dirilis pada hari Jumat dan juga diharapkan menjadi faktor dalam rencana bank sentral untuk suku bunga.
Selain itu The Fed akan memberikan isyarat lebih lanjut tentang suku bunga minggu ini, terutama pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Kamis. Oleh sebab itu rupiah diproyeksi akan berada di rentang Rp. 15.000 - Rp.15.120.
Sementara Lukman menilai pergerakan rupiah pada Kamis (26/9) masih akan dipengaruhi sentimen dari China. Namun menurutnya ada kemungkinan rupiah akan bergerak terbatas dikisaran Rp 15.050 - Rp 15.150 per dolar AS, sebab sikap investor cenderung wait and see menantikan pidato beberapa pejabat the Fed termasuk Powell.
Untuk dolar kemungkinan besar masih tertekan oleh harapan investor apabila the Fed akan kembali memberikan pernyataan yang dovish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News