Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi kembali melemah pada perdagangan Rabu (11/1). Sentimen eksternal yang berasal dari ekspektasi Federal Reserve (The Fed) tidak akan mengerek suku bunga terlalu agresif, menekan rupiah.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menambahkan, pidato Ketua The Fed Jerome Powell juga akan menjadi penekan rupiah.
Jika pidato Powell kembali hawkish, dengan mengatakan suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama dalam upaya melawan inflasi di AS, hal itu bisa mendorong dolar Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, dua anggota The Fed Mary Daly dan Raphael Bostic mengharapkan ada kenaikan suku bunga di atas 5%. Bostic bahkan berharap pembuat kebijakan AS harus menaikkan suku bunga di atas 5% pada awal kuartal kedua dan kemudian di tahan untuk waktu yang lama.
Tak jauh berbeda, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri memprediksi, rupiah cenderung bergerak sideways dalam jangka pendek dengan pelaku pasar yang cenderung wait and see menanti rilis data inflasi AS.
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Ditutup Melemah Tipis ke Rp 15.576 Per Dolar AS Hari Ini (10/1)
Asal tahu saja, inflasi AS diprediksi turun ke bawah 7% pada Desember 2022.
Namun, Reny menilai rupiah masih berpeluang untuk menguat secara fundamental pada Rabu seiring dengan membaiknya data-data ekonomi domestik terakhir, seperti cadangan devisa yang meningkat dan kepercayaan konsumen yang optimistis.
“Kondisi ini merupakan koreksi teknikal sejalan dengan aksi profit taking investor,” kata Reny kepada Kontan.co.id, Selasa.
Dia pun memproyeksi, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.534 - 15.615 per dolar AS. Sedangkan, Alwi memperkirakan rupiah bergerak dalam kisaran Rp 15.490- 15.635 per dolar AS pada Rabu (11/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News