kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rupiah Diproyeksi Capai Rp 16.400 Per Dolar AS pada Perdagangan Kamis (4/7)


Rabu, 03 Juli 2024 / 22:27 WIB
Rupiah Diproyeksi Capai Rp 16.400 Per Dolar AS pada Perdagangan Kamis (4/7)
ILUSTRASI. Pergerakan nilai tukar rupiah masih dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. . KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/06/2024


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan Rabu (3/7). Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot naik 0,15% ke posisi Rp 16.371 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara, di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah justru melemah 0,02% ke level Rp 16.387 per dolar AS, pada hari yang sama.

Reny Eka Putri, Analis Senior Bank Mandiri, menjelaskan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah masih dipengaruhi oleh tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. 

Ketidakpastian ini terutama berkaitan dengan ketidakjelasan waktu penurunan Fed Fund Rate AS, penguatan mata uang USD secara luas, serta ketegangan geopolitik yang masih tinggi.

Reny juga mengungkapkan bahwa tekanan pada rupiah disebabkan oleh peningkatan permintaan valas oleh korporasi, termasuk untuk repatriasi dividen. 

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat ke Level Rp 15.800 Per Dolar AS di Akhir 2024

Dengan kondisi ini, ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 16.300 – Rp 16.400 per dolar AS.

Reny menambahkan bahwa Bank Indonesia (BI) terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk peningkatan intervensi di pasar valas dengan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.

"Kebijakan ini juga ditujukan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri," kata Reny kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).

Selain itu, pelaku pasar masih menantikan hasil FOMC minutes untuk mengetahui kepastian arah suku bunga acuan dan kebijakan moneter AS ke depan. 

Jerome Powell, Ketua The Fed, masih cenderung bersikap sangat hati-hati sebelum menurunkan suku bunga acuan.

"The Fed masih menunggu waktu yang tepat dan perkembangan data-data yang lebih lengkap sebelum memutuskan untuk menurunkan FFR," imbuhnya.

Reny juga menyoroti bahwa pada pekan ini, pelaku pasar menunggu rilis data sektor ketenagakerjaan AS. 

Penambahan nonfarm payrolls untuk Juni 2024 diperkirakan sebesar 195 ribu, lebih rendah dari 272 ribu pada Mei 2024. Sementara tingkat pengangguran AS diprediksi tetap stabil di angka 4,0% pada Juni 2024.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.371, Simak Proyeksi Untuk Kamis (4/7)

Lukman Leong, Analis Pasar Mata Uang, memperkirakan bahwa rupiah berpotensi menguat kembali terhadap dolar AS, yang masih tertekan pasca pernyataan dovish dari kepala The Fed, Jerome Powell.

"Investor mengantisipasi data ISM service AS malam ini dan Powell akan kembali memberikan risalah pertemuan FOMC dini hari ini, yang diharapkan akan mengulangi sikap dia semalam," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).

Lukman memproyeksi bahwa pada perdagangan Kamis (4/7), rupiah akan berada di kisaran Rp 16.325 - Rp 16.425 per dolar AS.

Sementara itu, Reny memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.320 – Rp 16.395 per dolar AS pada Kamis (4/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×