Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah dan cenderung bergerak sideways. Proyeksi kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) dan tingginya yield US Treasury masih menekan pasar emerging market, termasuk rupiah.
Di pasar spot, Kamis (25/3), rupiah ditutup melemah 0,01% ke Rp 14.427 per dollar AS. Sementara, kurs JISDOR juga melemah 0,06% ke Rp 14.464 per dollar AS.
Ahmad Mikail Zaini, ekonom Samuel Sekuritas mengatakan, capital outflow di pasar saham membuat rupiah terkoreksi tipis. "Saat ini uang dari pasar saham Asia lari ke AS karena yield US Treasury tinggi dan jadi lebih menarik," kata Mikail, Kamis (25/3).
Baca Juga: Dolar AS perkasa, mayoritas mata uang di Asia tertekan pada Kamis (25/3)
Namun, Mikail mengamati dana asing yang keluar dari pasar saham tidak semuanya keluar dari pasar keuangan Indonesia, melainkan beralih ke pasar obligasi dalam negeri.
Sementara, pelaku pasar saat ini masih menanti data inflasi AS (core PCE price index) yang rilis di akhir pekan ini. Mikail mengatakan, dengan data durable good dan PMI AS yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, maka tekanan dari proyeksi kenaikan inflasi AS bisa mereda.
Senada, Ibrahim Assuaibi, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka mengatakan, inflasi AS tetap menjadi perhatian investor. Namun, sentimen positif datang dari perekonomian Indonesia yang sudah memberikan sinyal akan tumbuh lebih dari 4% di tahun ini.
Mikail memproyeksikan, rupiah masih mampu bergerak stabil untuk perdagangan, Jumat (26/3). Sementara, penguatan yield US Treasury diproyeksikan akan terbatas.
Mikail memasang rentang rupiah besok di Rp 14.400-Rp 14.500. Sementara, Ibrahim memproyeksikan rupiah besok akan dibuka berfluktuasi dan tutup melemah di rentang Rp 14.405-Rp 14.440.
Selanjutnya: Rupiah ditutup melemah tipis pada perdagangan Kamis (25/3), ini penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News