Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi tertekan pada perdagangan Senin (7/2). Salah satu faktor pendorongnya adalah rilis data tenaga kerja alias non farm payroll Amerika Serikat (AS).
Analis Monex Investindo Futures Faisyal menjelaskan, data non farm payroll yang lebih baik dari ekspektasi akan membuat dolar AS kembali menguat.
Adapun, rilis non farm payroll AS terbaru mencatatkan angka 467.000 pada Januari. Hal tersebut jauh lebih di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan hanya di atas 125.000.
“Jika nonfarm payroll ternyata lebih tinggi dari perkiraan pasar, ada kemungkinan rupiah akan kembali mengalami tekanan,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Jumat (4/2).
Baca Juga: Rupiah Melemah 0,03% Dalam Sepekan, Berikut Sentimen yang Membayangi
Sementara dari dalam negeri, kondisi juga dinilai kurang menguntungkan rupiah. Faisyal menyebut, dengan kasus Covid-19 varian Omicron yang terus meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir akan membuat pelaku pasar khawatir. Imbasnya, rupiah bisa semakin tertekan.
Untuk perdagangan Senin, ia memperkirakan rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.250 - Rp 14.400 per dolar AS.
Pada perdagangan Jumat (4/2), rupiah di pasar spot ditutup di level Rp 14.380 per dolar AS atau terkoreksi tipis 0,02%. Sementara, jika dihitung dalam sepekan, rupiah melemah tipis 0,03%.
Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah pada Jumat berhasil menguat 0,03% ke Rp 14.376 per dolar AS. Sedangkan dalam seminggu terakhir, mata uang Garuda ini juga mencatatkan penguatan 0,03%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News