Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar Amerika Serikat, meski terbatas pada perdagangan Senin (26/3). Hal ini dipicu masih tingginya tensi perang dagang antara AS dan China.
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong mengatakan, ketegangan yang melibatkan AS dan China menyebabkan pelaku pasar dihadapkan pada kondisi yang penuh ketidakpastian. Alhasil, sejumlah mata uang emerging market, terutama yang menjadi mitra dagang AS melemah.
“Perang dagang sejauh ini tidak berpengaruh pada mata uang aset safe haven dan negara yang menjadi pengecualian AS (terkait pajak impor),” ujar Lukman.
Ia memperkirakan sentimen perang dagang masih akan mewarnai pergerakan rupiah pada awal pekan depan. Terlebih lagi, AS memiliki argumen yang kuat untuk tetap melanjutkan kebijakan pembatasan impor dari China. Di lain pihak, perlawanan dari China juga tidak kalah kuat.
Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25% mendapat respons dari pelaku pasar walau sudah diprediksi sebelumnya. “Setidaknya rupiah tidak akan melemah terlalu dalam di tengah minimnya data ekonomi domestik yang dirilis pekan depan,” kata Lukman.
Lukman memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.750-Rp 13.790 per dollar AS pada perdagangan Senin (26/3).
Sebelumnya, Jumat (23/3), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,23% dalam sepekan terakhir dan ditutup di level Rp 13.782 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia juga melemah 0,10% ke level Rp 13.780 per dollar AS dalam sepekan terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News