kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Rupiah diprediksi masih loyo hingga akhir pekan


Rabu, 09 Mei 2018 / 21:08 WIB
Rupiah diprediksi masih loyo hingga akhir pekan
ILUSTRASI.


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah semakin loyo melawan dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (9/5). Keputusan AS menarik diri dari kesepakatan terkait sanksi bagi Iran, semakin menekan rupiah. Mata uang Garuda diperkirakan masih akan lanjut tertekan hingga akhir pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (9/5) pukul 17.23 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,23% ke level Rp 14.084 per dollar AS.

Rupiah semakin tidak bertenaga setelah AS secara kontroversial keluar dari kesepakatan penerapan sanksi bagi Iran untuk menekan pengembangan nuklir. Hal ini memicu ketidakpastian geopolitik, sehingga dollar AS semakin kuat. Imbasnya, mata uang mayoritas negara di dunia, termasuk rupiah keok.

Investor juga lebih tertarik berinvestasi pada dollar AS, karena The Federal Reserves memberikan ekpektasi kenaikan suku bunga pada Juni mendatang.

Sedangkan, dari domestik, Bank Indonesia (BI) tidak memiliki banyak pilihan. Pemerintah mengatakan, BI hanya memiliki dua pilihan saat ini, yaitu membiarkan kurs melemah atau menaikkan suku bunga.

Analis Valbury Asia Feature, Lukman Leong menambahkan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2018 yang meleset dari perkiraan, juga menjadi salah satu alasan pelemahan rupiah.

Prediksi Lukman, rupiah masih akan melemah hingga akhir pekan ini. Pada Jumat (11/5), rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 14.075-Rp 14.125 per dollar AS. "Meski melemah, kecil kemungkinan rupiah menyentuh level Rp 14.200 per dollar AS," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×