kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah makin terpukul setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir


Rabu, 09 Mei 2018 / 19:13 WIB
Rupiah makin terpukul setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat semakin terpuruk pada perdagangan Rabu (9/5).

Mengutip Bloomberg, Rabu pukul 19.05 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,23% ke level Rp 14.084 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia juga terdepresiasi 0,27% menjadi Rp 14.074 per dollar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu pidato bernada kontroversial yang dilontarkan oleh Presiden Donald Trump. Dalam pidatonya, Trump menyatakan AS keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran dan lima negara lainnya, yang sudah ditandatangani sejak 2015.

Hal itu berpotensi meningkatkan tensi ketegangan di kawasan Timur Tengah sehingga berujung pada penguatan dollar AS dan pelemahan sebagian besar mata uang global. “Kabar ini menambah daftar sentimen negatif setelah ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate yang masih berlangsung,” kata Ahmad.

Dia memperkirakan, rupiah berpeluang besar masih akan melemah terhadap dollar AS, tidak hanya pada Jumat (11/5) mendatang, tapi beberapa waktu ke depan. Hal ini mengingat belum adanya sentimen positif dari dalam negeri yang benar-benar mempengaruhi pergerakan rupiah.

Investor asing pun masih terus melakukan aksi jual di pasar saham dan obligasi. “Tekanan rupiah bisa berkurang kalau BI berani menaikan suku bunga acuannya,” ujarnya.

Menurutnya, tindakan menaikan suku bunga acuan di waktu yang tepat dapat mengurangi beban BI dalam upaya mengintervensi rupiah di pasar.

Ahmad memprediksi, rupiah akan berada di kisaran Rp 14.080-Rp 14.150 per dollar AS pada perdagangan Jumat. Rilis data indeks harga produsen dan konsumen AS dapat menjadi penentu arah rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×