kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Rupiah diprediksi berbalik menguat di perdagangan Jumat (1/10)


Kamis, 30 September 2021 / 16:58 WIB
Rupiah diprediksi berbalik menguat di perdagangan Jumat (1/10)
ILUSTRASI. Mata uang rupiah.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah di perdagangan Kamis (30/9), melemah 0,14% dan ditutup di level Rp 14.313 per dolar AS. Sedangkan kurs Jisdor melemah 0,09%, dan ditutup di level Rp 14.321 per dolar AS.

Nanang Wahyudin dari Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures menilai, sentimen kenaikan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun yang melaju cepat dan menyentuh level 1,56% sejak The Fed mengumumkan akan melakukan tapering masih mempengaruhi rupiah.

Selain itu, perkiraan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dibandingkan antisipasi juga masih mempengaruhi. 

“Dalam pernyataan terbarunya di depan Konggres AS, The Fed mengatakan bahwa inflasi sepertinya akan tetap tinggi hingga beberapa bulan kedepan sebelum akhirnya melambat,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (30/9).

Nanang juga menambahkan, menurut The Fed penyebab inflasi saat ini adalah adanya bottleneck dari sisi industri yang belum bisa menyesuaikan secara cepat permintaan yang meningkat.

Baca Juga: Rupiah spot melemah 0,14% ke Rp 14.313 per dolar AS di akhir perdagangan Kamis (30/9)

Di sisi lain, ia juga melihat The Fed masih cukup optimistis perekonomian AS mulai menguat. Saat ini menurutnya, pasar juga masih khawatir dengan kelangkaan minyak di Eropa.

Dari dalam negeri, ia melihat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut APBN menjadi salah satu instrumen yang bekerja keras selama pandemi Covid-19. Hal tersebut karena aktivitas menjadi terbatas semenjak pandemi melanda Indonesia.

Selain itu, Nanang melihat posisi utang pemerintah sudah menembus Rp 6.625,43 triliun pada akhir Agustus 2021, atau sudah 40,84% dari PDB Indonesia. Hal ini membuat khawatir sejumlah pihak termasuk DPR RI.

Pada Jumat (1/10), Nanang memperkirakan sentimen yang akan mempengaruhi rupiah adalah serangkaian data ekonomi dari dalam negeri seperti Markit Manufacturing PMI yang diperkirakan masih kontraksi pada angka 43,7 di bulan September.

“Sedangkan laju inflasi untuk tahun ke tahun di September naik 1,69% ke posisi 1,59%, untuk inflasi intinya stabil pada 1,3%,” jelas Nanang.

Setelah melemah di dua sesi perdagangan terakhir, Nanang melihat rupiah akan berbalik menguat di bawah Rp 14.300 per dolar AS. Ia perkirakan rupiah akan bergerak di rentang harga Rp 14.270 per dolar AS – Rp 14.350 per dolar AS.

Selanjutnya: Loyo, rupiah spot terus melemah ke Rp 14.325 per dolar AS pada tengah hari ini (30/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×