Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan terhadap dollar AS (USD) setelah kemarin, Rabu (15/4) ditutup menguat di level Rp 12.903 berdasarkan kurs tengah Bloomberg.
Lana Soelistianingsing, Ekonom Samuel Asset Menagement memperkirakan rupiah berpotensi menguat menuju kisaran antara Rp 12.880- Rp12.900 di tengah sentimen pelemahan indeks USD terhadap yen dan euro.
Bersamaan dengan itu, bursa Asia diperkirakan akan terkoreksi hari ini, terindikasi dari indeks futuresnya yang kompak merah.
Isu ekonomi yang akan mempengaruhi pergerakan pasar adalah neraca perdagangan pada Maret yang kembali surplus sebesar US$1,13 miliar. "Ini untuk tiga bulan berturut-turut," kata Lana dalam riset yang diterima KONTAN, Kamis (16/4).
Selama kuartal I 2015 tercatat surplus sebesar US$2,43 miliar. Surplus terutama berasal dari ekspor non migas yang tumbuh 12,5% mom termasuk naiknya ekspor batubara dan CPO, yang didukung dengan naiknya ekspor ke China dan India.
Dari sisi impor non migas, kenaikan tertinggi terjadi pada barang modal, konsumsi, dan bahan baku. Kenaikan ini sebagai indikasi membaiknya ekonomi di Q2-2015.
Sementara dari eksternal yang akan mempengaruhi pasar adalah perlambatan ekonomi China. Kuartal I 2015 ekonomi China tumbuh 7% secara yoy, sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tumbuh 7,4% yoy.
Perlambatan ekonomi ini terlihat dari turunnya kinerja ekspor, produksi di sektor manufaktur, dan penjualan ritel. Lana bilang, kemungkinan Pemerintah dan Bank Sentral akan memberikan tambahan stimulus. Pemerintah China memproyeksi turun pertumbuhan ekonomi dari 7,5% menjadi 7% tahun 2015 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News