Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan rupiah terhenti pada perdagangan akhir pekan Jumat (7/10). Mengutip RTI pukul 09.30 WIB, rupiah di pasar spot pada level Rp 15.235 per dolar AS atau melemah 0,31% dari posisi Rp 15.188 kemarin.
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menyoroti perkembangan data ekonomi di AS yang tidak cukup menggembirakan. Terutama dari sisi manufaktur ataupun Purchasing Managers Index (PMI) sehingga ada kemungkinan bahwa The Fed tidak se-hawkish sebelumnya.
"Mungkin akan ada sedikit pelonggaran di situ, akhirnya membuat dolar sedikit melemah dan berimplikasi kepada penguatan mata uang global, termasuk rupiah," ujar Reny kepada Kontan.co.id, Kamis (6/10).
Baca Juga: Kurs Dollar-Rupiah di BCA Hari Ini Jumat 7 Oktober 2022, Intip Sebelum Tukar Valas
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo juga memandang penguatan rupiah kali ini semata-mata karena ekspektasi pasar terhadap kemungkinan The Fed yang lebih dovish. Kenaikan suku bunga kemungkinan tidak seagresif anggapan selama ini.
Namun, Sutopo mengingatkan ketegasan The Fed dalam menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi di Negeri Paman Sam. Langkah tegas bisa saja diambil dengan tujuan menjaga kebijakan ketat untuk mengamankan inflasi 2%.
Di sisi lain, pasar sedang menunggu laporan payrolls yang akan dirilis malam ini sekitar pukul 19.30 WIB. Laporan yang lebih apik akan mencerminkan pasar tenaga kerja yang bertumbuh baik.
"Namun jika sebaliknya, data yang dilaporkan di bawah ekspektasi pasar, dolar bisa melemah dan dapat menguntungkan rupiah," ujar Sutopo.
Prediksi Reny, kurs rupiah pada Jumat (7/10) bergerak di sekitar Rp 15.145 per dolar AS-Rp 15.230 per dolar AS. Sedangkan Sutopo memperkirakan pergerakan rupiah besok akan cenderung stabil antara Rp 15.150 per dolar AS-Rp 15.250 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News