Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat jelang akhir pekan kedua bulan September. Jumat (13/9) pukul 12.42 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 15.418 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kurs rupiah menguat 0,14% dari penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.439 per dolar AS. Tetapi, kurs rupiah masih melemah 0,26% dalam sepekan dari posisi Rp 15.378 per dolar AS.
Pekan lalu, kurs rupiah menyentuh posisi paling kuat sejak 25 September 2023 atau dalam setahun terakhir.
Nilai tukar rupiah diprediksikan masih akan kuat di tengah arus dana masuk ke pasar domestik.
Baca Juga: Indonesia Dilirik Investor Asing Saat Perekonomian China dan India Tak Pasti
Kunal Kundu, ekonom Societe Generale memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan memangkas suku bunga pada rapat dewan gubernur pekan depan. BI akan fokus untuk mendukung pertumbuhan di tengah laju inflasi yang melambat. Di sisi lain, mata uang yang kuat akan menurunkan daya saing ekspor.
"Satu-satunya alasan BI untuk tidak menurunkan suku bunga di bulan September adalah karena BI harus mengumumkan keputusan beberapa jam sebelum Federal Reserve mengambil keputusan dan tidak ingin terjebak di tengah kejutan," ungkap Kundu dalam catatan klien yang dikutip Bloomberg.
Tak cuma rupiah, seluruh mata uang Asia hari ini menguat terhadap the greenback. Won Korea mencatat penguatan paling besa,r yakni 0,93%. Penguatan won disusul oleh yen Jepang, ringgit Malaysia, dolar Taiwan, dan baht Thailand.
Penguatan juga terjadi pada peso Filipina, dolar Singapura, yuan China, rupiah, dolar Hong Kong, dan rupee India.
Baca Juga: Menilik Kinerja Saham yang Dapat Aliran Deras Dana Asing
Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia siang ini berada di 101,06. Indeks dolar melemah 0,30% dalam sehari.
Angka indeks harga produsen AS yang sedikit lebih tinggi hanya memupuskan harapan bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga dengan agresif 50 basis points (bps). Tetapi optimisme pemangkasan suku bunga 25 bps masih kental.
"Kami masih yakin pemangkasan 25 bps akan lebih mungkin terjadi daripada 50 bps," kata Carol Kong, currency strategist Commonwealth Bank of Australia seperti dikutip Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News