Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) telah menjadi ancaman bagi pergerakan rupiah pada hari ini, Kamis (18/11).
Analis Monex Investindo Andian mengungkapkan, indeks dolar AS kembali berpotensi mencatatkan kenaikan lagi pada hari ini. Hal ini berpotensi kembali jadi faktor yang menekan rupiah.
"Apalagi, beberapa pejabat bank sentral AS akan berpidato dan jika menyinggung terkait kebijakan moneter AS terutama rencana kenaikan suku bunga dan inflasi saat ini. Dolar AS masih nampak menguat di tengah ancaman inflasi AS yang tinggi," kata Andian kemarin.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana juga meyakini indeks dolar AS akan kembali menguat. Hal tersebut akan didorong oleh rilis data inflasi di Uni Eropa yang diproyeksikan akan tinggi. Sehingga para investor akan menghindari aset berisiko seperti rupiah.
Baca Juga: Kekhawatiran Inflasi Tinggi Melemahkan Rupiah Hari Ini (18/11)
Selain itu, AS juga akan merilis data ekonomi building permits yang diproyeksikan konsensus juga mengalami pertumbuhan dari bulan sebelumnya. Jika sesuai ekspektasi atau lebih tinggi, data ini akan melengkapi konsisten tingginya data inflasi AS belakangan ini.
Oleh karena itu, Fikri memperkirakan rupiah akan berpotensi kembali mengalami pelemahan dan diperdagangkan di rentang Rp 14.160 - Rp 14.360 per dolar AS. Sementara Andian juga menilai rupiah berpotensi melemah dan bergerak pada kisaran Rp 14.200-Rp 14.320 per dolar AS.
Adapun, pada perdagangan kemarin, Rabu (17/11), rupiah di pasar spot kembali mencatatkan pelemahan 0,17% ke Rp 14.244 per dolar AS. Sedangkan di kurs referensi Jisdor, mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.259 per dolar AS atau terkoreksi 0,34%.
Selanjutnya: Belum keluar dari tekanan, rupiah ditutup melemah ke Rp 14.244 per dolar AS hari ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News