Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi tembus level Rp 15.700 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat. Ini bakal semakin membenamkan posisi rupiah yang sudah menyentuh level terburuknya di tahun 2023.
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,5% ke level Rp 15.692 per dolar AS di perdagangan Senin (9/10). Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,3% ke Rp 15.675 per dolar AS.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mencermati, rupiah tertekan karena faktor permintaan dolar yang terus melambung. The greenback jadi rebutan di tengah pasar masih menilai AS bakal mempertahankan suku bunga tingginya dalam jangka waktu lama seiring dengan membaiknya data ketenagakerjaan dan inflasi yang masih berada jauh di atas target 2%.
Pasar pun diprediksi mulai melakukan spekulasi terhadap data ekonomi AS pekan ini di antaranya indeks harga produsen (PPI) yang dirilis hari Rabu (11/10). Lalu Kamis dini harinya bakal ada FOMC minutes dan Kamis malam terdapat rilis data inflasi konsumen (CPI).
Nanang melihat, mulai muncul estimasi data inflasi Amerika mengalami penurunan seiring acuan dari harga minyak dunia yang kembali merosot. Selain itu, tidak sedikit pula pihak yang memperkirakan kalangan The Fed dalam pertemuan November mendatang masih bersikap dovish terhadap suku bunga alias masih melakukan jeda.
Baca Juga: Rupiah Jebol, Para Penukar Dolar AS Ngantri di Money Changer
“Memanasnya situasi di Timur Tengah turut memberi andil perburuan terhadap aset safe haven salah satunya dolar AS. Dolar menguat ketika pasar mencemaskan kondisi konflik tersebut,” jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Senin (9/10).
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen risiko menjadi rapuh setelah pasukan Israel bentrok dengan orang-orang bersenjata dari kelompok Palestina Hamas pada akhir pekan lalu. Beberapa jam sebelumnya, militant Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada hari kekerasan paling mematikan di negara itu selama 50 tahun.
Selain itu, Ibrahim menilai, data CPI dapat memperkuat nada hawkish The Fed selanjutnya apabila melihat data Non Farm Payrolls (NFP) AS yang lebih kuat dari perkiraan di pekan lalu. NFP AS menunjukkan lapangan kerja negeri paman sam tersebut mengalami peningkatan terbesar dalam delapan bulan pada bulan September.
“Indikasi pasar tenaga kerja yang masih ketat akan membuat fokus lebih besar pada rilis data inflasi konsumen bulan September minggu ini, mengingat angka inflasi yang tinggi dapat memperkuat pesan The Fed bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” ungkap Ibrahim dalam riset harian, Senin (9/10).
Dari dalam negeri, Ibrahim melihat nilai tukar rupiah dipengaruhi sentimen penurunan cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2023 turun menjadi U$134,9 miliar, dari US$137,1 miliar pada Agustus 2023 karena digunakan untuk pelunasan utang luar negeri.
Baca Juga: Terpuruk, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.692 Per Dolar AS Pada Hari Ini (9/10)
Di sisi lain, proyeksi berkurangnya agresivitas The Fed di pertemuan November akan membuka ruang penurunan suku bunga pada 2024 sehingga mendukung rupiah. Kondisi ini dapat mengubah risk appetite investor, yang berpotensi mendorong arus modal masuk ke pasar negara berkembang termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, Ibrahim memperkirakan rupiah bakal ditutup pada kisaran Rp15.200 hingga Rp15.800 per dolar AS pada akhir tahun 2023. Pada perdagangan Selasa (10/10), rupiah diperkirakan melemah di rentang Rp 15.680 per dolar AS - Rp 15.760 per dolar AS.
Menurut Nanang, liburnya pasar Amerika Serikat pada Senin malam akan membuat reaksi pasar tidak begitu besar di tengah menyikapi situasi global. Sedangkan, faktor dari dalam negeri akan terfokus pada perburuan dolar ketika musim liburan akhir tahun. Kebutuhan barang impor untuk produksi pun tinggi.
Sehingga, pemenuhan rupiah ke dolar bisa terus terkerek lebih tinggi dan berisiko tembus ke Rp 15.700 per dolar AS. Nanang memprediksi rupiah akan bergerak dalam rentang harga Rp 15.640 per dolar AS – Rp 15.750 per dolar AS di perdagangan Selasa (10/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News