Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi melemah hari ini setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan posisi yang lebih tinggi ketimbang prediksi. Inflasi AS bulan Juni mencapai 9,1% secara tahunan. Angka ini lebih tinggi ketimbang ekspektasi di 8,8%.
Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengungkapkan, angka inflasi bisa menentukan arah kebijakan The Fed pada rapat FOMC bulan ini. Inflasi yang lebih tinggi daripada perkiraan berpotensi membuat The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps, atau sama seperti dengan bulan Mei lalu.
“Jika ternyata data yang keluar justru lebih rendah dari perkiraan, maka hal tersebut bisa menjadi katalis positif untuk market, termasuk rupiah. Namun, jika sebaliknya, maka bisa jadi pemberat untuk rupiah,” ujar David kepada Kontan.co.id, Rabu (13/7).
Baca Juga: Rupiah Naik ke Rp 14.992 Per Dolar AS Pada Rabu (13/7), Jelang Rilis Data Inflasi AS
David memperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.960 per dolar AS-Rp 15.050 per dolar AS pada hari ini, Kamis (14/7).
Pada perdagangan Rabu (13/7), kurs rupiah di pasar spot menguat tipis 0,02% ke Rp 14.992 per dolar AS. Penguatan juga terjadi di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI) sebesar 0,05% menjadi Rp 14.985 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,05% ke Rp 14.985 Per Dolar AS Pada Perdagangan Rabu (13/7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News