Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) berpotensi membawa angin segar terhadap valuasi rupiah. Meski inflasi bulan September di AS tercatat menguat dibanding Agustus, tapi hasil yang masih dibawah perkiraan menyebabkan greenback melemah. Mata uang Garuda berpotensi menguat pada awal pekan ini.
Jumat (13/10) di pasar spot, rupiah ditutup naik tipis 0,04% ke level 13.498 per dollar AS. Sedangkan mengacu kurs tengah Bank Indonesia mata uang Garuda menguat 0,09% ke level Rp 13.508 per dollar AS.
Putu Agus Pransuamitra, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, hasil yang di luar inilah yang akan menguntungkan rupiah. Mata uang Garuda berpotensi melanjutkan penguatan setelah ditutup naik tipis akhir pekan lalu.
Apalagi sejauh ini kondisi makro ekonomi dalam negeri cukup bagus. “Kalau neraca perdagangan ada peningkatan ekspor dan impor ini bisa membantu nilai tukar rupiah,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (15/10).
Menurut Putu, sepanjang pekan ini kemungkinan ruang gerak rupiah akan lebih lebar dari sebelumnya. Lantaran cukup banyak data ekonomi dari dalam dan luar negeri yang rilis, kemungkian valuasinya berada di kisaran Rp 13.340–Rp 13.560 per dollar AS. Kemudian untuk Senin (16/10) ia menebak mata uang Garuda akan bertengger di rentang Rp 13.470–Rp 13.530 per dollar AS.
Sedangkan Josua Pardede, ekonom PT Bank Permata berpandangan, awal pekan ini rupiah akan bergerak sideways. Inflasi negeri Paman Sam yang menguat menjadi penggerak dollar AS. Ditambah lagi, dalam pekan depan ada beberapa pejabat The Fed yang dijadwalkan akan menyampaikan pidatonya. Kalau apa yang disampaikan kembali hawkish maka ekspektasi kenaikan suku bunga akan semakin menguat.
Namun dari dalam negeri, neraca perdagangan yang diproyeksi kembali surplus US$ 1,2 miliar berpeluang menahan pelemahan rupiah. Menurut Josua walaupun prediksi masih lebih rendah dari capian bulan Agustus, tetapi karena ekspor diramalkan tumbuh 18% dan impor diperkirakan tumbuh 20% ini tetap menjadi sentimen positif bagi rupiah. “Rupiah bergerak di rentang Rp 13.450–Rp 13.550 per dollar AS,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News