Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor eksternal kuat mempengaruhi pergerakan rupiah sepekan ini. Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Aset Manajemen menyimpulkan pergerakan rupiah sepekan kemarin cenderung melemah, meski Jumat (13/10) rupiah ditutup menguat 0,04% jadi Rp 13.498 per dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Sementara pada kurs tengah BI rupiah juga ditutup menguat 0,09% di Rp 13.508 per dollar AS.
"Sepekan ini, rupiah masih dalam tren melemah, kalau pun menguat itu saya kira ada bantuan penjagaan dari BI untuk membuat rupiah tidak jatuh terlalu dalam hingga ke Rp 13.600 atau Rp 14.000," kata Lana, Jumat (13/10).
Sentimen yang mempengaruhi rupiah melemah sepekan ini adalah lebih banyak karena faktor eksternal. Lana menyebut pegerakan US dollar sedang dalam tren menguat. Penyulutnya dari adanya pembahasan pemangkasan pajak di Amerika.
"Hal ini bisa menjadi ekspektasi positif, karena nanti kalau disetujui ekonomi Amerika bisa lebih kuat lagi bergeraknya sehingga US dollar menguat dan memberi tekanan pada mata uang non-dollar US," kata Lana.
Sementara itu, Lana melihat, sentimen dalam negeri tidak terlalu kuat mempengaruhi pergerakan rupiah sepekan ini. "Beberapa data seperti penjualan ritel dan cadangan devisa sudah keluar dan sempat membuat rupiah lumayan menguat di akhir pekan lalu, tapi hanya sebentar," kata Lana.
Pada Senin (16/10) Lana memproyeksikan pergerakan rupiah masih cenderung melemah di kisaran Rp 13.480-Rp 13.550. "Untuk sepekan rupiah masih akan bergerak sideways, secara teoritis rupiah sudah undervalue seharusnya pun menguat, tetapi efek sentimen dari luar yang membuat kita tidak bisa berbuat banyak," kata Lana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News