Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diperkirakan kembali melemah pada Jumat (14/2) seiring rilis data ekonomi dari AS.
Kamis (13/2) kemarin, rupiah spot ditutup menguat 0,09% ke Rp 16.361 per dolar AS. Sementara di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga naik tipis atau 0,006% ke Rp 16.365 per dolar AS.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan faktor apresiasi utama rupiah dari faktor global, yakni tensi geopolitik yang menurun. Sebab, Trump sudah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan keduanya membuka ruang untuk damai sehingga menurunkan risiko secara global.
Baca Juga: The Fed Hati-hati, Rupiah Berisiko Melemah Lagi
Namun di sisi lain, Fikri melihat nilai penurunan DXY atau indeks dolar lebih kecil dibanding apresiasi yang terjadi di rupiah.
"Sehingga saya juga melihat bahwa masih ada risiko atau investor Indonesia masih melihat bahwa ada risiko dorongan pelemahan rupiah juga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/2).
Untuk Jumat (14/2), pergerakan rupiah dipengaruhi oleh rilis data Indeks Harga Produsen (IHP). Menurutnya, jika data tersebut lebih tinggi maka rupiah akan kembali terdepresiasi.
"Rupiah akan berada di Rp 16.220 - Rp 16.420," imbuhnya.
Selanjutnya: Pendiri Mundur, Erajaya Swasembada (ERAA) Pastikan Operasional Aman
Menarik Dibaca: 7 Drakor Romantis Terbaru di Netflix, Ada Melo Movie Baru Tayang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News