Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan akhir pekan lalu. Pada awal pekan ini, Senin (6/1), rupiah diperkirakan masih akan tertekan, meski ada potensi menguat terbatas.
Pada Jumat (3/1), rupiah spot menguat tipis 0,01% ke Rp 16.197 per dolar Amerika Serikat (AS) dan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,12% ke Rp 16.217 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, penguatan rupiah didorong tingginya minat investor dalam lelang SRBI. Selain itu, indeks dolar AS juga terpantau terkoreksi dari level tertinggi dalam 2 tahun.
Baca Juga: Koreksi Rupiah Berlanjut, Pengusaha Kian Terhimpit
Untuk Senin (6/1), rupiah berpotensi menguat terbatas akibat koreksi dolar AS. Namun, secara umum rupiah masih akan tertekan dari dolar AS.
"Rupiah masih dalam tekanan dari dolar AS yang didukung prospek pemangkasan suku bunga the Fed yang lebih kecil dan kekhawatiran kebijakan proteksionisme Trump," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/1).
Dari data ekonomi, investor menantikan data cadangan devisa Indonesia, indeks kepercayaan konsumen dan data penjualan ritel. Dari AS, pasar menantikan risalah pertemuan FOMC dan data tenaga kerja Non-Farm Payroll AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai menurunnya probabilitas pemangkasan suku bunga berpotensi menekan rupiah pada Senin (6/1).
Baca Juga: Rupiah Melemah, Industri Alas Kaki Hadapi Kenaikan Biaya Bahan Baku
Apalagi, Trump diperkirakan akan memberikan sanksi kepada negara-negara anggota BRICS yang tidak menggunakan dolar AS sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.
"Kemungkinan ini akan membuat indeks dolar yang akan kembali ke 109, atau level tertinggi di Januari," sebutnya.
Dus, Ibrahim memperkirakan rupiah berada di rentang Rp 16.180 - Rp 16.250 per dolar AS.
Sementara Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp Rp 16.150 - Rp 16.250 per dolar AS.
Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Naik 1,12%, Kemarin Bergeming (Minggu, 5 Januari 2025)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News