Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah kembali menguat tipis, Kamis (18/7). Data Bloomberg menunjukkan, rupiah spot ditutup menguat 0,16% ke level Rp 13.960 per dollar Amerika Serikat (AS). Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jakarta interbank spot dollar rate melemah 0,19% ke level Rp 13.976 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Ahmad Yudiawan menyebutkan, salah satu pengaruh yang menyebabkan rupiah kembali menguat adalah dari harga minyak dunia. Menurut Yudi, harga minyak saat ini sedang murah dan bisa menopang rupiah.
"Penurunan harga minyak menopang rupiah karena basis kita dalam energi masih impor dan ini memudahkan kita untuk proses pembayaran yang lebih murah," ujar Yudi.
Selain itu, Yudi juga menyebutkan ada dampak dari hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI terhadap pergerakan rupiah hari ini. Dia mengatakan bahwa pasar menilai hasil RDG akan mampu memperbaiki keadaan ekonomi negara saat ini.
"Pasar melihat lebih jauh dengan melihat potensi untuk perbaikan ekonomi ke depan setelah terpilihnya presiden terbaru yang sebelumnya memberikan dorongan terhadap rupiah," jelas Yudi.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa penguatan rupiah pada hari ini sedikit terhambat akibat keputusan RDG yang menurunkan tingkat suku bunga. Setelah pengumuman, rupiah memang mengalami pelemahan sedikit hingga akhir penutupan.
"Tapi overall ini akan menjadi sentimen positif karena tadi disebutkan oleh gubernur BI bahwa ini diupayakan untuk tetap support momentum pertumbuhan," ujar Josua.
Pada akhir pekan, Yudi berpendapat bahwa rupiah akan menguat tipis di rentang Rp 13.850-Rp 14.030 per dollar AS. Berbeda, Josua menilai rupiah akan sedikit melemah di rentang Rp 13.925-Rp 14.025 per dollar AS.
Yudi beralasan bahwa penguatan besok disebabkan oleh investor yang menanti dampak dari keputusan BI ini. "Investor menanti apakah keputusan ini membuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin baik," ujar Yudi.
Sedangkan Josua berpendapat bahwa pelemahan biaa terjadi akibat kondisi pasar keuangan yang sudah hampir priced in. Hanya saja, bagi Josua pelemahannya tak begitu besar dan masih berada di bawah level Rp 14.000 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News